Suara.com - Presiden Joko Widodo meresmikan Pasar Raya Amahami di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Jumat (29/4/2016) siang
"Saya minta Pasar Amahami jadi pasar yang penataan barangnya rapi, kalau hujan tidak becek, sehari-hari semua pada posisi yang bersih tidak bau. Dagangannya ditata pada posisi yang baik," kata Presiden.
Presiden meresmikan pasar tersebut didampingi Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Saat beramah-tamah, Presiden mengajak diskusi pedagang tomat yang berjualan di Pasar Amahami bernama Nurjanah.
Pasar tersebut dibangun untuk memenuhi fasilitas perdagangan di Kabupaten Bima.
Presiden juga memeriksa keadaan bangunan pasar dan melihat sejumlah los-los di kawasan itu.
Jokowi mengatakan kendati telah dibangun Pasar Raya Amahami, namun masih terdapat sekitar 500 pedagang yang masih menempati pinggiran pasar karena tidak mendapat tempat.
"Tadi saya langsung perintah ke mendag ditambah lagi untuk bangunan pasarnya biar semua bisa masuk," kata Presiden yang menambahkan tahun depan akan kembali mengunjungi Bima.
Menurut Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, pada saat meluncurkan program Revitalisasi 1.000 pasar rakyat 2015 di Pasar Manis Purwokerto, Kabupaten Banyumas pada Juni 2015, Presiden mengatakan bahwa jangan sampai pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern.
Presiden menilai jika pengembangan pasar tradisional dibiarkan, maka dikhawatirkan akan hilang.