Suara.com - Mantan imam besar Mesjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya'qub, wafat pagi tadi, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat. Pengasuh Pesantren Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, meninggalkan banyak hal positif selama hidupnya.
Sebelum wafat, ahli hadits dan intelektual muslim yang pernah memandu Presiden AS Barack Obama ketika mengunjungi Istiqlal itu menulis 30 cuitan di Twitter untuk menegaskan sikap Islam atas Negara Islam Irak dan Suriah, Khawatij, dan Terorisme.
Ali Mustafa menilai Negara Islam Irak dan Suriah yang konon dibentuk tahun 2013 ternyata tidak padam, kendati dunia mengutuk mereka. Hal ini, tulis Ali Mustofa, memperkuat dugaan bahwa ISIS tidak berdiri sendiri, tetapi ada pihak yang sengaja mendirikan dan memelihara untuk kepentingan tertentu.
Di bagian akhir cuitan, dia menulis pernah dikunjungi empat senator AS di Masjid Istiqlal dan mereka menanyakan tentang ISIS.
"Kami jwb bhw NIIS bknlah gerakan Islam," tulis Ali Mustafa.
Ali Mustafa menambahkan ISIS tidak pernah lahir dari rahim umat Islam. Hal itu karena ISIS karakter dan perilakunya sangat jauh bertentangan dengan ajaran Islam.
"Oleh krn itu mengaitkan ISIS dg Agama Islam akan melahirkan kesimpulan yg salah krn Islam adlh ajaran yg tertulis dlm Al-Quran & Hadist," tulis Ali Mustafa.
Menurut dia justru yang dilakukan oleh oknum-oknum muslim sangat menyimpang dari ajaran Islam.
Setiap perbuatan terorisme dan radikalisme, kata Ali Mustafa, haruslah dipahami sebagai kriminalisasi yang dilakukan oleh seseorang yang boleh jadi menganut agama tertentu.
Kendati demikian, kata dia, terorisme dan radikalisme bukanlah ajaran agama yang dianut karena ajaran agama yang dianut sangat mengutuk perlakuan tersebut.
"Terorisme dpt lahir dr ketidakadilan, didesain dan dipelihara pihak2 tertentu utk kepentingan tertentu," tulis Ali Mustafa. "Terorisme juga dpt lahir krn kebodohan dlm memahami agama."