Ini Alasan Sesungguhnya Rustam Mundur Setelah Tegang dengan Ahok

Rabu, 27 April 2016 | 14:59 WIB
Ini Alasan Sesungguhnya Rustam Mundur Setelah Tegang dengan Ahok
Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi. (utara.jakarta.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Surat pengunduran diri Rustam Effendi dari jabatan wali kota Jakarta Utara telah ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam surat tersebut, Rustam tak menjelaskan alasannya mundur.

Tetapi, alasan Rustam mundur terungkap setelah Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Agus Suradika berdiskusi dengannya.

"Nggak ada sama sekali, nggak ada alasan dia hanya bersurat. Tapi sebelum menyampaikan surat kita ada diskusi kecil saya tanyakan apa perasaan sebetulnya yang membuat Pak Rustam mau mengundurkan diri," kata Agus di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Agus mengatakan salah satu alasan Rustam mundur ialah karena merasa kinerjanya tidak dihargai Ahok. Apalagi, dalam rapat penanggulangan banjir baru-baru ini, Rustam dimarahi Ahok. Bahkan, Rustam sampai dituding bersekongkol dengan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Belakangan, Ahok menjelaskan sebenarnya ketika dia menyebut kongkalingkong itu cuma bercanda.

"Dia mengatakan dia mengamati dalam rentang waktu Jumat - Senin ketika beliau (Rustam) menyampaikan surat itu bahwa beliau merasakan sepertinya Pak Gubernur menilai kinerjanya kurang optimal," kata Agus.

"Dari sisi ini beliau mengundurkan diri supaya bisa dicarikan wali kota yang memiliki kinerja yang lebih tinggi. Alasan yang dikemukakan secara lisan itu," Agus menambahkan.

Menurut Agus masih ada alasan lagi, namun Agus tidak boleh menjelaskan ke publik.

"Kemudian ada alasan-alasan lain yang sifatnya private dan tidak patut untuk saya ungkap di depan publik ini dan itu menjadi pemahaman kami bersama untuk saya mengantarkan beliau ke pak gubernur untuk menyampaikan pernyataan pengunduran diri," kata Agus.

Agus sempat meminta Rustam menimbang-nimbang dulu. Sebab kalau mundur, otomatis gajinya pun turun dari Rp70 juta-Rp75 juta, menjadi sekitar Rp12 juta-Rp13 juta.

"Saya tanyakan apakah sudah direstui keluarga? Sudah. Saya tanya, coba pikir sekali lagi dan saya katakan baiknya sholat istikharah. Dia bilang sudah prof. Ya kalau keluarga udah, istikharah udah dan beliau memutuskan pribadi mudah-mudahan ini jalan terbaik," kata Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI