Incar Poin ke Olimpiade, Angga/Ricky Bidik Gelar di Ajang Ini

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 27 April 2016 | 14:31 WIB
Incar Poin ke Olimpiade, Angga/Ricky Bidik Gelar di Ajang Ini
Ganda putra Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ganda putra Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, bertekad raih gelar juara di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2016. Target ini diusung demi meraih poin untuk lolos ke Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

Kejuaraan Bulutangkis Asia 2016 menjadi turnamen terakhir penghitungan poin menuju Olimpiade yang akan bergulir Agustus mendatang. Meski peluang Angga/Ricky ke Olimpiade sangat berat, namun pasangan peringkat 12 dunia itu tetap kukuh menjuarai Kejuaraan Bulutangkis Asia 2016.

"Turnamen ini sudah penghitungan poin terakhir. Posisi kami bisa dibilang berat untuk lolos ke Olimpiade. Jadi di sini kami mau main maksimal aja, kalau bisa juara. Kalau hasilnya baik, dan jika dihitung-hitungan poin nanti kami gagal lolos, maka gelar juara di sini bisa jadi penghibur kami," ungkap Ricky.

Langkah Angga/Ricky menapaki gelar juara di turnamen yang berlangsung di Wuhan, Cina, telah dimulai hari ini melawan pasangan Uzbekistan, Amrullo Bakhshullaev/Artyom Savatyugin.

Angga/Ricky yang unggul secara kualitas akhirnya bisa menang mudah 21-10, 21-7 atas pasangan peringkat 106 dunia itu.

"Hari ini kami bermain untuk penyesuaian kondisi lapangan. Fokus utama kami adalah di pertandingan babak kedua. Kami harus bermain maksimal setelah ini," kata Angga.

Di babak kedua, Angga/Ricky masih menunggu lawan antara Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Cina) dan Dechapol Puavaranukroh/Kittinupong Kedren (Thailand).

Sementara itu, nasib berbeda justru dialami Berry Angriawan/Rian Agung Saputro. Keduanya dikalahkan dua game langsung oleh unggulan empat asal Cina, Zhang Nan/Fu Haifeng, 12-21 dan 13-21.

Duet Tiongkok tersebut masih terlalu kuat buat Berry/Rian. Berry/Rian tak bisa banyak memberikan perlawanan dan kerap melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan.

"Mereka enggak gampang mati dan polanya cepat. Jadi kami agak kaget di lapangan. Pas di game kedua kami coba ikut pola mereka, tapi sayangnya kami malah banyak mati sendiri," kata Rian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI