Suara.com - Rustam Effendi yang saat ini sedang mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan wali kota Jakarta Utara mengungkapkan kalau anak bungsunya pernah tidak mau masuk sekolah gara-gara diejek teman-teman sekolah. Anak Rustam diolok-olok karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sering menertibkan pemukiman warga.
"Ya itu kebetulan usai pembongkaran. Sedikit ditanya temen-temennya, kenapa sih bapak kamu ngebongkar bongkar melulu," kata Rustam di kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (26/4/2016).
Tetapi, bukan soal tekanan publik ke keluarganya yang membuat Rustam mundur dari wali kota.
"Bukan itu persoalannya. (Sekarang) anak saya sudah mau sekolah," katanya.
Rustam mundur karena tetap dianggap tidak bisa bekerja dengan baik oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), padahal Rustam merasa sudah bekerja maksimal.
Rustam membantah mendapatkan intervensi dari pihak lain agar mundur. Sebaliknya, Rustam merasa lebih lega setelah mengajukan surat pengunduran diri ke Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta pada Senin (25/4/2016) kemarin.
"Saya merasa plong dan nyaman dengan disampaikannya surat pengunduran diri itu. Nggak ada tekan dari pihak pihak luar," kata Rustam.
Rustam mundur tak lama setelah berseteru dengan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Perseteruannya dengan Ahok mencuat setelah terjadi banjir di sebagian Jakarta Utara pekan lalu. Menurut Ahok banjir masih muncul karena pemerintah kota tidak sigap menertibkan bangunan liar yang menghambat saluran air sehingga ketika turun hujan air tak mengalir lancar dan air pun meluap kemana-mana.
Contohnya yang terjadi pemukiman yang berdiri di jalur hijau atau kolong tol kawasan Ancol. Ahok menekankan sebenarnya sudah sejak lama mengingatkan Rustam, namun menurutnya tak juga dikerjakan dengan baik.
"Kalau kerjaan lu nggak beres lu bohongin terus itu yang masalah. Air laut nggak masuk dibilang masuk, ya masalah. KBN (Kawasan Berikat Nusantara) banjir," kata Ahok ketika itu.