"Saya prihatin sama mereka (para sipir) harusnya kan setelah diterima ikut diklat dulu, pendidikan, baru kemudian penempatan. Ini kan nggak ada. Langsung terjun," kata dia.
Lebih lanjut, Anton juga menilai lemahnya sistem pengamanan di Lapas juga disebabkan tidak sebandingnya jumlah sipir dan narapidana.
"Contohnya gini. Dikampung lu ada penjahat, trus lu liat dia sendirian, lu pasti takut. Nah di lapas begitu banyak. Seribu orang yang jaga cuma tujuh. Empat di pos, dua di pintu, satu di blok. Senjata nggak ada, cuma HT," katanya
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Lapas Banceuy Kelas II A, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (23/4/2016) lalu. Dari insiden tersebut mengakibatkan sejumlah bangunan di Lapas Banceuy terbakar. Di antara bangunan yang terbakar yakni kantor Lapas Banceuy yang terbakar setelah ditimpuki batu oleh para napi yang mengamuk.
Penyebab kerusuhan ini diduga bermula atas tewasnya salah satu narapidana bernama Undang Kosim. Napi yang tewas gantung diri itu sebelumnya diduga mendapatkan kekerasan dari sipir lapas saat diperiksa di ruang isolasi. Meski demikian, hingga kini pihak kepolisian setempat masih menyelidiki kasus kematian napi kasus narkoba tersebut.