Merkel Kunjungi Kamp Pengungsi di Garis Depan Turki

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 24 April 2016 | 12:12 WIB
Merkel Kunjungi Kamp Pengungsi di Garis Depan Turki
Kanselir Jerman, Angela Merkel saat mengunjungi kamp pengungsian di Gaziantep, Turki, Sabtu (23/4). (Reuters/Bundesregierung-Steffen Kugler)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamanan di Provinsi Gaziantep, Turki, yang berada di perbatasan, ditingkatkan untuk menyambut kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk. Dua pemimpin Eropa ini juga dijadwalkan mengunjungi sebuah kamp pengungsi.

Personel polisi berpakaian preman berpatroli di kota Gaziantep, ibu kota provinsi itu yang berbatasan dengan wilayah Suriah yang dikendalikan kelompok bersenjata ISIS dan telah berulang-kali dihantam roket dari sisi lain perbatasan itu beberapa pekan terakhir.

Merkel, bersama Tusk dan Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu untuk membahas krisis migrasi setelah mengunjungi sebuah kamp pengungsi di kota Nizip.

Pada Jumat (22/4/2016), roket-roket menghantam Kilis, di sebelah timur Gaziantep di sepanjang perbatasan Suriah, membunuh dua orang dan melukai empat orang lainnya. Merkel telah dijadwalkan mengunjungi Kilis akhir pekan lalu, tetapi kemudian lokasi dan waktu lawatan itu diubah.

Kunjungan satu hari pada Sabtu (23/4/2016) ini berlangsung ketika Turki dan Uni Eropa mencoba melaksanakan perjanjian pengembalian migran dengan Yunani yang bertujuan menghentikan arus migran melintasi Laut Aegean dengan mematahkan model bisnis "penyelundup". Kelompok-kelompok hak asasi menusia mempertanyakan legalitas perjanjian tersebut.

Pernjanjian itu, dibarengi dengan penutupan-penutupan perbatasan di Eropa yang membuat para penyelundup tak dapat menjamin jalan masuk ke negara-negara di bagian utara Eropa, pada awalnya memperlambat jumlah gelombang kedatangan pengungsi ke Yunani.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan, fokus utama kunjungan Merkel, Tusk dan Timmermans ialah mengenai hubungan dengan EU dan pelaksanaan perjanjian migran itu, termasuk bagaimana menggunakan dana 3 miliar euro (3,37 miliar dolar AS) sebagaimana dijanjikan.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu meminta Uni Eropa lebih pragmatis dalam mengeluarkan uang tunai untuk membantu mengelola krisis migran. Ia mengatakan ada masalah-masalah dalam pengiriman dana sehingga menghambat penanganan pengungsi Suriah. (Reuters)




BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI