Suara.com - Pada Jumat (22/4/2016) lalu, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak dapat menyembunyikan kekecewaannya kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Kekecewaan Ahok bermula dari banjir yang masih terjadi di wilayah utara sehari sebelumnya.
Menurut Ahok banjir masih muncul karena pemerintah kota tidak sigap menertibkan bangunan liar yang menghambat saluran air sehingga ketika turun hujan air tak mengalir lancar dan air pun meluap kemana-mana. Contohnya yang terjadi pemukiman yang berdiri di jalur hijau atau kolong tol kawasan Ancol. Ahok menekankan sebenarnya sudah sejak lama mengingatkan Rustam, namun menurutnya tak juga dikerjakan dengan baik.
Ahok pun jadi curiga. Dia sampai menduga Rustam kongkalikong dengan lawan politik Ahok, Yusril Ihza Mahendra yang merupakan ketua umum Partai Bulan Bintang yang kini berhasrat menjadi gubernur Jakarta.
"Aduh, ini pak wali kota ini saya selalu bilang begini, pak wali, pak wali kalau saya suruh usir orang itu wah ngeyelnya minta ampun, ngeles (terus). Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini," ujar Ahok ketika itu.
Pernyataan Ahok rupanya menusuk hati terdalam Rustam. Sampai-sampai, Rustam yang merasa selama ini sudah bekerja dengan sebaik mungkin, menuliskan uneg-unegnya secara panjang lebar di akun Facebook pribadinya pada Sabtu (23/4/2016) kemarin. Dia tidak terima dengan tuduhan Ahok bersekutu dengan Yusril. "Jika ada yg menilai bhw saya bersekutu dg tokoh politik ataupun bakal calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Tahun 2017 saya nyatakan tidak benar dan tidak beralasan sama sekali. Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dg Pak Yusril adalah tidak benar," tulis Rustam sebagaimana dikutip Suara.com.
Berikut ini adalah tulisan lengkap Rustam yang diberi judul: BEKERJA DENGAN HATI, suatu ironi :
Apa yg sy kerjakan selama ini adalah bentuk pengabdian dan tanggung jawab dari jabatan yg saya emban. Saya sadar se-sadarnya bhw apa yg saya lakukan di Jakarta Utara mulai 2 Januari 2015 s.d saat ini belum apa2 dan belum banyak membawa kebaikan bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara. Kedudukan Kota Administrasi di Provinsi DKI Jakarta yg tidak otonom (otonomi berada di Tk Provinsi) menjadi kendala tersendiri bagi Para Walikota di Provinsi DKI Jakarta untuk berkreasi dan secara cepat menyelesaikan permasalahan yg ada di wilayahnya.
Harapan utk secara cepat dapat mewujudkan tuntutan dan harapan masyarakat juga menjadi persoalan tersendiri. Tetapi dg segala keterbatasan kewenangan tsb saya berupaya bekerja semaksimal mungkin utk mewujudkan kebaikan bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara. Saya sadar se-sadar2nya bhw dalam masa jabatan saya yg relatif baru belum banyak yg saya perbuat bagi Jakarta Utara. Tetapi selama ini saya dg sepenuh hati, pikiran dan tenaga saya curahkan bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara. Berpikir, berbicara dan berbuat yg terbaik bagi wikayah dan masyarakat Jakarta Utara adalah obsesi saya.
Jika ada sedikit perbaikan yg dirasakan di Jakarta Utara seperti agak berkurangnya daerah genangan di Jakarta Utara, atau Jakarta Utara sedikit lebih bersih, atau juga yg masih segar dlm ingatan kita yaitu lenyapnya kawasan lokalisasi prostitusi Kalijodo, saya selalu mengatakan bhw itu adalah hasil kerja team dan atas dukungan masyarakat, saya tidak pernah mengklaim bhw pekerjaan itu prestasi kerja saya sendiri.
Bekerja dan memberikan yg terbaik menjadi tekad saya. Sudah sering saya ungkapkan bhw apa yg saya lakukan dlm pelaksanaan tugas saya lakukan secara maksimal dan secara ikhlas, tanpa berharap saya mendapat apa dan saya tidak berharap mendapatkan jabatan atau peningkatan karier yg lebih tinggi lagi. Jabatan Walikota saja bagi saya sdh merupakan sesuatu anugerah yg sangat luar biasa dan saya menganggap inilah puncak perjalanan karier saya yg dimulai dari tenaga magang (sekarang disebut PHL) di Kantor Kelurahan Rawabuaya Cengkareng Jakarta Barat. Hanya satu keinginan saya yaitu dapat menyelesaikan tugas dan karier saya secara baik. Diujung karier saya ini, saya ingin berbuat sesuatu yg bermanfaat bagi orang banyak sebagai bekal hidup saya di akherat kelak.