Menlu dan Panglima Militer 3 Negara Bahas Pengamanan Jalur Laut

Kamis, 21 April 2016 | 16:36 WIB
Menlu dan Panglima Militer 3 Negara Bahas Pengamanan Jalur Laut
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan menemui Pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/1). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan ‎mengatakan Menteri Luar Negeri tiga negara akan menggelar pertemuan terkait pengamanan jalur laut perlintasan dagang wilayah perbatasan. Negara itu adalah Indonesia, Malaysia dan Filipina

Hal itu menyusul maraknya pembajakan kapal di wilayah perairan laut perbatasan Malaysia dan Filipina belakangan ini.

"Kami akan melakukan pertemuan tanggal 3 Mei di Jakarta, ada Menlu RI, Menlu Filipina dan Menlu Malaysia untuk mendiskusikan apa yang perlu dilakukan. Misalnya patroli gabungan untuk pengamanan di jalur perairan antara Malaysia dan Filipina," kata Luhut kepada wartawan di kantornya, Jakarta Kamis (21/4/2016).

Selain pertemuan antar Menteri Luar Negeri tersebut, dalam waktu bersamaan juga akan dilakukan rapat antar Panglima Angkatan Bersenjata ketiga negara guna membicarakan hal yang lebih kongrit untuk operasi patroli laut bersama. Hal itu dilakukan mengingat jalur perdagangan laut di wilayah perbatasan Malaysia dan Filipina yang dilalui kapal dari Indonesia sudah sangat rawan.

Jika tidak ditangani secara tuntas, dikhawatirkan wilayah perairan perlintasan tiga negara bertetangga tersebut menjadi sarang perompak seperti Somalia.

"Kami ingin menghindari adanya perompakan di rute itu sama seperti yang terjadi di Somalia. Kami tidak ingin area tersebut menjadi The News Somalia," tegas dia.

‎Luhut menambahkan, keamanan wilayah tersebut sangat penting bagi Indonesia, Malaysia, dan Filipina khususnya. Mengingat kapal pengangkut batu bara untuk pembangkit listrik Filipina didatangkan dari Kalimantan, Indonesia yang tentunya melewati jalur tersebut.

"Seperti yang diketahui, 60 persen power plan (pembangkit listrik), batu bara di Filipina dari Indonesia. Sehingga ini menjadi hal yang sangat strategis," tandas Luhut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI