Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan mengakui Pemerintah China meminta barter antara buron kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono dengan empat terduga teroris asal Cina etnik Uighur yang ditangkap tim Datasemen Khusus Anti Teror Polri beberapa waktu lalu.
"Iya ada," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Namun lanjut Luhut, Pemerintah masih mempertimbangkan hal itu. Sampai sekarang Pemerintah belum memenuhi permintaan Cina untuk barter tersebut.
"Sampai sekarang kami (pemerintah) belum begitu. Kami masih melihat Samadikun bisa segera dibawa ke Indonesia," ujar dia.
Beberapa waktu lalu, Polri menangkap terduga calon pelaku bom bunuh diri warga Cina etnik Uighur yang mengaku akan meledakkan kantor instansi pemerintah pada akhir Desember 2015 lalu di Bekasi, Jawa Barat. Polisi menduga empat terduga teroris warga China yang ditangkap Polri tersebut anggota atau simpatisan ISIS.
Diberitakan sebelumnya, koruptor kasus BLBI Samadikun akan dibawa ke Indonesia, Kamis (21/4/2016) malam ini. Samadikun ditangkap di Shangai, Cina, saat akan menonton balapan Formula 1, pekan lalu. Samadikun menjadi buron setelah putusan pengadilan sejak 200r lalu.
Hal itu diketahui saat Ketua Komisi III Bambang Soesatyo memberikan selamat kepada Jaksa Agung HM Prasetyo, saat rapat kerja di DPR, Kamis (21/4/2016).
"Saya berikan apresiasi pada Jaksa Agung, saya dengar nanti malam buronan Hartono berhasil di bawa ke tanah air. Luar biasa. Kita menanti buronan lainnya bisa dibawa ke tanah air," kata Bambang.
Dalam kesempatan ini, Prasetyo menceritakan Samadikun akan kembali ke Indonesia melalui Bandara Halim Perdanakusuma. Dia pun berterima kasih kepada Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso (Bang Yos) karena mengetahui posisi Samadikun.
"Nanti malam akan datang melalui Bandara Halim, kiriman barang yang kita terima dari Bang Yos di Shanghai sana. Buron yang sudah sekian lama kita kejar dari mulai sejak 2003, divonis dan sudah inkrah ternyata yang bersangkutan melarikan diri dan yang bersangkutan konon ternyata memiliki usaha di Cina dan Vietnam," kata Prasetyo.