Menteri Yohanna: Perempuan adalah Tiang Negara

Kamis, 21 April 2016 | 10:39 WIB
Menteri Yohanna: Perempuan adalah Tiang Negara
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di kampanye Cyber Bullying di Pintu VII, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu ( 4/10/2015). [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kementrian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak menggelar Dialog Perempuan Hebat dalam rangka memperingati Hari Kartini pada Kamis (21/4/2016).

Dalam diskusi hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.  Selain Itu hadir pula Perempuan perempuan yang inspiratif yakni Heni Sri Sundani mantan TKI Top 30 Social entrepreneur, pendiri AgroEdu Jampang Community, Salma Indria Rahman selalu pendongeng boneka jari, Juki and friends, Yanti Nisro Corbett sebagai Deputy Managing Director DEKA Marketing dan Wida Nurfarida Kepala Satuan Kerja Tol Cisumdawu, Pimpinan Proyek Pembangunan Tol PUPR. 

Yohana Yembesi menuturkan saat ini sudah banyak perempuan hebat yang lahir di Indonesia dan muncul ke permukaan. Namun tetap saja ada banyak tantangan yang dihadapi perempuan Indonesia.

"Masih banyak harus diperjuangkan, salah satunya adalah perubahan pola pikir bagi masyarakat yang masih terpasung budaya agama maupun stereotype lainnya yang masih mendiskriminasikan perempuan,"ujar Yohana dalam Dialog Perempuan Hebat, di Gedung Kementrian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak, Jakarta, Kamis (21/4/2016)

Lebih lanjut Yohana menegaskan perempuan diibaratkan tiang  negara, dan hak perempuan harus dipenuhi seperti hak mendapatkan pendidikan.

"Perempuan adalah tiang negara, maka akses bagi perempuan untuk memenuhi haknya menjadi sangat penting, salah satunya adalah pendidikan, "ucapnya.

Selain itu, dirinya berharap dengan adanya Dialog perempuan  hebat, bisa menularkan semangat Kartini, khususnya kepada Perempuan perempuan di Indonesia untuk dapat memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan akses partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan.

"Kita harus bersama - sama melindungi perempuan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.  Karena sebuah negara dapat dikatakan maju bila perempuan dan anak berada di garis aman (terpenuhi hak dan bebas dari kekerasan, "kata Yohana.

" Selamatkan satu perempuan Indonesia sama dengan Selamatkan bangsa Indonesia,"sambungnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI