Suara.com - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saefullah memiliki peluang untuk ikut maju ke bursa pilkada Jakarta periode 2017-2022. Soalnya, nama-nama calon penantang Ahok masih sibuk mencari pengusung.
"Lawan-lawan yang katanya sekarang bermunculan belum jelas, mau maju dari partai belum tentu keterima partai, mau maju independen sulit. Karena tidak mudah mengumpulkan 500 ribu lebih KTP," kata Djayadi saat ditemui di kantor SMRC, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (17/4/2016).
Djayadi mengatakan Djarot bisa maju lewat PDI Perjuangan dengan berkoalisi lagi dengan Gerindra seperti pilkada sebelumnya. Gerindra dan PDI Perjuangan, katanya, sampai sekarang belum mendapatkan calon yang mirip dengan Ahok dari sisi kinerja dan pengalaman. Djarot, katanya, punya kelebihan lain, yaitu lebih santun dibandingkan Ahok.
"Dulu yang bisa melakukan itu Risma (Wali Kota Surabaya), Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Tapi ketiganya nampaknya tidak maju. PDI Perjuangan nampaknya akan nyari calon lain," kata Djayadi.
"Kalau Djarot ada peluangnya. Ada potensinya," Djayadi menambahkan.
Menurut Djayadi sisi lemah Djarot hanyalah dia kurang populer dibandingkan Ahok.
"Kalau (PDIP) koalisi dengan Gerindra, akan ada motivasi yang kuat untuk mengalahkan Ahok. Motivasinya calon independen jangan dengan mudah mengalahkan partai. Ada peluang untuk menang," kata Djayadi.
PDI Perjuangan merupakan partai terbanyak kursinya di DPRD DKI Jakarta, 28 buah kursi. Artinya, sebenarnya partai ini bisa mengusung pasangan kandidat tanpa koalisi.