Pendukung: Kalau Pak Moeldoko Marah, Insya Allah Nggak Mungkin

Siswanto Suara.Com
Minggu, 17 April 2016 | 17:55 WIB
Pendukung: Kalau Pak Moeldoko Marah, Insya Allah Nggak Mungkin
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko di DPR [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru bicara Kawan Moeldoko, Dedi Kurniawan, yakin mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko tidak akan marah dengan adanya aksi untuk mendukungnya maju menjadi bakal calon gubernur Jakarta periode 2017-2022.

Pasalnya, sejak komunitas ini terbentuk dan disusul bepromosi di media sosial, sama sekali belum berbicara dengan Moeldoko.

"Kalau marah, insya Allah nggak mungkin. Kan kami masyarakat cuma mendorong," kata Dedi kepada Suara.com, Minggu (17/4/2017).

Dedi mengatakan aksi Kawan Moeldoko merupakan aksi yang positif, bukan untuk black campaign.

"Kami kan bukan black campaign, kami dorong dengan dasar a, b, c, d, e, f. Insya Allah nggak marah," kata Dedi yang merupakan mantan aktivis yang sekarang menjadi pedagang.

Dedi mengatakan kalau pun nanti Moeldoko menolak, itu merupakan hak Moeldoko.

"Kalau menolak, hak beliau. Kalau menolak mungkin punya alasan untuk tidak maju. Tetapi, dukungan ini baiknya dipertimbangkan karena kami melihat Pak Moeldoko orang yang layak memimpin Jakarta," kata Dedi.

Saat ini, Kawan Moeldoko sudah menyebarkan poster di media sosial. Poster yang dibuat oleh Dedi Kurniawan dan kawan-kawan berisi pengumuman launching Kawan Moeldoko dan rencana deklarasi dukungan warga Jakarta untuk pencalonan Moeldoko pada Rabu (20/4/2016). Deklarasi akan dilakukan di Setu Babakan, Jalan Moh. Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, jam 13.00 WIB.

Kelompok masyarakat ini akan menyosialisasikan nama Moeldoko sekaligus untuk melihat bagaimana reaksi masyarakat Jakarta kalau Moeldoko maju menjadi calon gubernur.

"Kami ingin melihat respons masyarakat dulu. Setelah ini mau survei. Sekarang lakukan sosialisasi dulu dengan tanpa Pak Moeldoko," kata Dedi. "Kami ingin tahu elektabilitas Pak Moeldoko seperti apa. Kami lempar bola panas dulu. Kalau elektabilitas masuk, kami tinggal cari jalurnya seperti apa. Tentunya komunikasi dengan beliau nanti."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI