Suara.com - Ketua Forum Kerukunan Nelayan Muara Angke Syarifudin Baso mengatakan para nelayan bakal terus aksi menolak reklamasi Teluk Jakarta sampai tuntutan mereka dipenuhi Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Mereka akan turun lagi dengan jumlah massa melebihi yang demonstrasi ke salah satu pulau buatan hari ini kalau pemerintah tak menghentikan pembuatan 17 pulau di pesisir Jakarta.
"Jadi gini, Ahok ini kan orang besar ibarat gajah. Gajah gede kan nggak bisa dilawan, tapi semut ini kan banyak kalau masuk ke kuping ke mata, ngga bisa ngapa-ngapain lagi," kata Syarifudin ketika aksi di Pulau G, Teluk Jakarta, Minggu (17/4/2016).
Penyegelan yang dilakukan ribuan nelayan di pulau G hari ini, katanya, merupakan salah satu bentuk perlawanan atas kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan mereka.
Syarifudin mengatakan sejak muncul proyek di Pulau G, aktivitas nelayan terganggu. Pendapatan nelayan sejak pembangunan 17 pulau buatan juga menurun drastis.
"Menghambat keluar masuknya kapal, orang keluar enak bebas, sekarang ada pulau G, jadi pola geraknya susah. Sekarang keluar masuknya nelayan yang kapal besar terganggu," katanya.
Pengerukan lumpur dan tanah untuk proyek reklamasi, katanya, juga mengakibatkan kerusakan lingkungan.
"Kapal-kapal numpahin pasir, air keruh, ikan banyak mati," kata dia.