Suara.com - Sedikitnya 80 korban pelanggaran HAM yang sebelumnya mengikuti pertemuan yang digelar Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 di Bogor, Jawa Barat, sekarang mengungsi ke kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Pertemuan di Bogor sejatinya untuk mempersiapkan acara Simposium Nasional: Membedah Tragedi 1965 yang akan digelar di Hotel Aryaduta pada 18 - 19 April 2016. Simposium ini didukung oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Luhut Binsar Panjaitan dan Dewan Pertimbangan Presiden. Simposium ini rencananya akan dihadiri, antara lain, korban kasus HAM berat, Komnas HAM, politisi, TNI, dan mantan tahanan politik.
Puluhan warga itu terdiri dari berbagai usia. Sebagian besar sudah sepuh. Mereka menginap di kantor LBH Jakarta sejak semalam.
"Kami semua menginap di sini LBH karena mendapat penolakan dari FPI, Pemuda Pancasila dan Forum Komunikasi Masyarakat Cianjur, " ujar Bejo kepada Suara.com di gedung LBH Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Setelah acara mereka di Bogor dibubarkan pada hari Kamis (14/4/2016), mereka menumpang bus ke Jakarta.
Di kantor LBH Jakarta, bapak-bapak dan kakek-kakek itu tidur dengan sarana seadanya. Sedangkan kaum perempuan diungsikan ke kantor LBH di Kalibata.
Bejo menceritakan selama perjalanan menuju LBH Jakarta, mereka mendapat kawalan petugas polisi dan TNI.
Korban 1965 datang dari berbagai daerah, seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Balikpapan dan Jakarta.
Wajah orang-orang sepuh itu terlihat sedih. Tetapi, mereka bertekad untuk berjuang mencari keadilan.
Bejo menjelaskan pertemuan di Bogor sebenarnya bertujuan, antara lain untuk menyatukan pendapat para korban korban tragedi 1965.