Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), menyebutkan populasi gajah Sumatera (Elephas maximum Sumatranus) yang hidup liar di kawasan hutan Provinsi Jambi terus berkurang, dan saat ini diperkirakan tinggal sekitar 150 ekor.
Kepala BKSDA Provinsi Jambi Syahimin mengatakan populasi gajah sumatera di Jambi akan terus berkurang akibat masih adanya perburuan liar untuk mendapatkan gading binatang dilindungi itu.
Dari sebanyak 150 ekor gajah Sumatera di Provinsi Jambi tersebut sebagian besar adalah berjenis kelamin betina, sedangkan yang jantannya semakin berkurang, sehingga dikhawatir reproduksi mereka menjadi terganggu.
"Jika jumlah gajah jantan berkurang, maka dikhawatirkan populasinya akan terganggu. Karenanya perlu pelestarian dengan pengawasan dari semua pihak termasuk warga untuk penyelamatan gajah itu," kata Syahimin, Kamis pagi.
Usia gajah Sumatera bisa mencapai rata-rata 60 tahun. Sehingga perlu terus dilakukan pelestarian dan pengawasan yang ketat bersama dalam menjaga kelestarian kehidupan gajah Sumatera yang sudah menjadi hewan langka.
Kemudian lagi ditambahnya dalam beberapa tahun terakhir ini sejak 2013 lalu hingga sekarang, ada tujuh kasus perburuan gajah liar yang terjadi dan tercatat di Provinsi Jambi dan baru satu kasus yang berhasil terungkap pelakunya.
Terakhir satu kasus seekor gajah Sumatera (Elephas maximum Sumatranus) liar ditemukan mati dalam kondisi membusuk dan gadingnya hilang di Kabupaten Tebo, dan dua pelakunya ditangkap polisi, sementara tiga pelaku lainnya masih diburu.
Gajah yang mati diburu dan diambil gadingnya tersebut adalah gajah Sumatera yang didatangkan dari Lampung dan sudah dipasang GPS untuk mengetahui keberadaanya kawanan gajah yang dihidup liar di hutan.
BKSDA Jambi bersama lembaga swadaya perlindungan satwa dan gajah kini terus melakukan pengawasan dan pelestarian gajah Sumatera yang ada di Provinsi Jambi. (Antara)