Digeledah 27 Jam, Ini yang Ditemukan dalam Kantor Mossack Fonseca

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 14 April 2016 | 09:36 WIB
Digeledah 27 Jam, Ini yang Ditemukan dalam Kantor Mossack Fonseca
Kantor Mossack Fonseca di Panama City, Panama. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Panama menyita puluhan arsip digital dalam penggeledahan kantor firma hukum Mossack Fonseca yang berlangsung selama 27 jam. Mosscak Fonseca jadi pusat perhatian dunia setelah jutaan dokumen yang dikenal dengan sebutan "Panama Papers" bocor ke publik.

Otoritas pemerintah, dalam hal ini Kejaksaan Agung Panama, mengakui bahwa penggeledahan dilakukan untuk mencari bukti kemungkinan adanya aktivitas ilegal yang dilakukan Mossack Fonseca. Kendati demikian, pihak berwenang tidak melakukan penangkapan sama sekali.

"Panama Papers", dokumen yang menyeret nama-nama kepala negara, mantan kepala negara, politisi, hingga pengusaha menghebohkan publik sejak pekan lalu. Atas bantuan Mossack Fonseca, sebagian nama tersebut dituding menyembunyikan harta kekayaannya di luar negeri demi menghindari pajak.

Jaksa Agung Panama Javier Caraballo, yang memimpin penggeledahan, mengatakan bahwa saat ini pihak berwajib telah memiliki akses masuk ke 100 "server virtual" dan server fisik yang berisi catatan perusahaan Mossack Fonseca. Caraballo mengakui, pihaknya tengah menganalisa catatan-catatan tersebut.

"Kami belum memerintahkan untuk membekukan akun-akun tersebut saat ini," kata Caraballo.

"Saat ini, kami belum memiliki bukti meyakinkan yang bisa dijadikan dasar membuat keputusan," lanjutnya.

Mossack Fonseca, yang memiliki spesialisasi mendirikan perusahaan offshore di luar negeri bagi para nasabahnya, tidak memberikan komentar.

Sebelumnya, salah satu pendiri Mossack Fonseca, Ramon Fonseca mengatakan bahwa perusahaannya sama sekali tidak melanggar hukum. Ramon juga mengaku tidak menghilangkan barang bukti dan mengklaim bahwa seluruh operasi yang mereka lakukan legal.

Pemerintah negara-negara di seluruh dunia mulai melakukan penyelidikan atas kemungkinan pelanggaran yang dilakukan para pejabat dan pengusahanya yang masuk dalam "Panama Papers". Kebocoran dokumen ini bahkan telah 'menelan korban', yakni Perdana Menteri Islandia Sigmundur Gunnlaugsson yang sudah mengundurkan diri setelah mendapat desakan dari rakyat karena kedapatan menggunakan jasa Mossack untuk membuat perusahaan offshore. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI