Suara.com - Dua pesawat tempur Rusia disinyalir melakukan "simulasi serangan" dekat sebuah kapal laut perusak Amerika Serikat (AS), di Laut Baltik, Selasa (12/4/2016), demikian disampaikan militer AS. Seorang pejabat militer menyebut manuver dua pesawat tempur tersebut sebagai salah satu interaksi paling agresif yang pernah dilakukan Rusia.
Kedua pesawat tersebut, Sukhoi SU-24, juga melintas dekat kapal tersebut sehari sebelumnya, amat dekat dengan permukaan, sehingga menciptakan riak di air. Pejabat militer tersebut mengatakan, pesawat tersebut melintas sebanyak 11 kali. Namun, keduanya terlihat tidak membawa persenjataan sama sekali.
Sebuah helikopter Helix Rusia KA-27 juga melintas sebanyak tujuh kali di sekitar kapal perusak USS Donald Cook, sambil mengambil foto. Kawasan Rusia yang terdekat berjarak 70 mil laut dari perairan Kaliningrad, yang terletak antara Lithuania dan Polandia.
"Mereka mencoba menghubungi mereka lewat radio namun tidak ada jawaban," kata pejabat yang enggan disebut namanya tersebut. Ia juga menegaskan bahwa kapal perusak AS tersebut berada di perairan internasional.
Militer AS, pada Rabu (13/4/2016), merilis foto dan video insiden tersebut. Dalam satu foto, sebuah jet SU-24 melintas amat dekat dengan salah satu tiang kapal Donald Cook.
Insiden ini mengingatkan akan era Perang Dingin, di mana unit militer dari kedua belah pihak kerap hampir bentrok. Hal itu berujung pada sebuah kesepakatan bilateral untuk mencegah interaksi berbahaya di laut yang ditandatangani pada tahun 1972 oleh Kepala Angkatan Laut kala itu, John Warner dan Laksamana Uni Soviet Sergei Gorshkov.
Kesepakatan tersebut melarang "simulasi serangan terhadap pesawat atau kapal, melakukan manuver aerobatik di atas kapal, atau menjatuhkan benda berbahaya di dekat kapal tersebut".
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, "Insiden ini... amat tidak konsisten dengan norma-norma profesional militer yang beroperasi di lokasi berdekatan di perairan internasional dan zona udara internasional".
Insiden ini terjadi saat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berencana meningkatkan jumlah pasukan mereka di Eropa timur sejak Perang Dingin, guna mengimbangi apa yang disebut negara-negara Baltik dan Polandia, sebagai Rusia yang agresif.
Negara-negara Baltik meliputi Estonia, Latvia, dan Lithuania yang bergabung dengan NATO dan Uni Eropa pada tahun 2004. Negara-negara tersebut meminta NATO menempatkan pasukannya di setiap kawasan mereka.
Kapal perusak AS USS Donald Cook baru saja menyelesaikan kunjungan mereka ke pelabuhan di Kota Gdynia, Polandia pada 11 April 2016 saat insiden tersebut terjadi. (Reuters)