Ke India, Pangeran William 'Disambut' Gempa 6,9 SR

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 14 April 2016 | 01:38 WIB
Ke India, Pangeran William 'Disambut' Gempa 6,9 SR
Ilustrasi gempa. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gempa bumi berkekuatan 6,9 pada skala Richter (SR) melanda wilayah baratlaut Myanmar, Rabu (13/4/2016) malam. Data yang dikeluarkan lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), menyebut bahwa getaran keras dirasakan di Myanmar, India timur, Bangladesh, dan beberapa wilayah di Nepal.

Tidak ada laporan atas kerusakan parah atau korban jiwa karena guncangan keras yang berlokasi sekitar 100 kilometer (62 mil) di utara dan barat laut Kota Monywa yang kedalamannya diperkirakan 134 kilometer.

"Kami tidak mendengar berbagai laporan korban jiwa atau kerusakan," kata seorang petugas Departemen Meteorologi Myanmar yang berpusat di Ibu Kota Naypyidaw.

"Sejauh yang saya tahu episentrumnya tidak di wilayah padat penduduk," katanya menambahkan.

Beberapa saksi mata di Bagan, Myanmar tengah, menuturkan bahwa sejumlah wisatawan meninggalkan kamar mereka dan berdiri di luar gedung ketika mereka merasakan getaran. Namun, mereka melaporkan tidak melihat tanda kerusakan gedung.

Listrik padam di beberapa wilayah di timurlaut India karena pembangkit listrik tenaga panas bumi dinonaktifkan sebagai tindakan pencegahan.

"Saya merasakan getaran tiga kali. Saya melihat orang-orang bergegas keluar," kata Rupak De Chowdhuri, seorang fotografer Kantor Berita Reuters di Kota Kolkata, India timur.

Pangeran dan Putri Inggris, yang berkunjung ke negara bagian Assam, wilayah timurlaut India, dalam keadaan selamat dari musibah itu, demikian pernyataan Komisi Tinggi Inggris di New Delhi, India.

Getaran juga dirasakan di Dhaka dan beberapa wilayah di Bangladesh, sebagaimana dirasakan di wilayah timur Nepal.

"Kami merasakan gempa. Namun tidak begitu kuat untuk mendorong kami melarikan diri dari rumah," kata Dinesh Rai, seorang warga negara bagian Jhapa di Nepal timur. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI