Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Nurkholis mengatakan pihaknya pada periode 2007 sampai 2012 sebenarnya telah melakukan penyelidikan dan menyampaikan laporan penyelidikan atas dugaan telah terjadinya pelanggaran HAM berat dalam peristiwa 1965 - 1966 kepada Kejaksaan Agung. Namun sampai saat ini memang belum ada tindak lanjut. Sehingga penyelesaian kasus itu sampai saat ini masih dalam proses.
"Makanya barangkali dengan Simposium ini dapat membantu proses upaya penyelesaian," kata Nurkholis saat ditemui di Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2016).
"Komnas ham mendukung simposium ini sebagai salah satu upaya menemukan gagasan, cari solusi atau jalan keluar atas persoalan masa lalu," ujar Nurkholis menambahkan.
Komnas HAM bahkan tak hanya menyoroti kasus 1965. Komnas HAM juga menyelidiki peristiwa penembak misterius, tragedi penembakan mahasiswa Trisakti, Talang Sari, Semanggi, dan penculikan orang hilang.
"Ini ada di kejaksaan Agung. Komnas HAM bersama kejagung melakukan koordinasi untuk penyertaan berkas," ujar Nurkholis.
Nurkholis menjelaskan bahwa pemerintah membuat Simposium Nasional untuk mengangkat pelanggaran berat pada masa lalu. Itu akan menjadi salah satu cara penyelesaian kasus yang belum juga terungkap.
"Ini dikoordnasikan untuk simposium, ini merupakan satu forum ilimiah pasti berkasnya diperlukan. Dan simposium ini akan menjadi rekomendasi yang lebih konferensif," jelas Nurkholis.
Nurkholis mengatakan dengan adanya Simposium ini gagasan yang disampaikan dapat menjawab dengan penyelesaian yang konkrit. "Diharapkan pemerintah termasuk TNI hadir dan terjadi dialog mencari jalan keluar atas persoalan yang sudah lama ini," kata Nurkholis.
Selain itu, untuk mendapatkan penyelesaian jalan keluar yang sah, Pemerintah juga harus membuka diri untuk menyelesaikan itu membuat para Eks 65 maupun peristiwa pelanggaran berat HAM yang lain agar terungkap.
" Mencari jalan keluar itu sah. Pemerintah harus membuka diri. Kami belum berani menyampaikan hasil penyelidikan. Itu ada track sendiri, tapi bergantung hasil simposium seperti apa," tutup Nurkholis.