Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan nasib 10 Warga Negara Indonesia yang disandera separatis Filipina pimpinan Abu Sayyaf sejak awal April lalu masih sehat.
Hal itu diutarakan karena terjadi kontak senjata Sabtu lalu antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf, di Pulau Basilan yang memakan korban 18 tentara Filipina tewas di tempat dan lima milisi Abu Sayyaf tewas.
"Yang namanya operasi militer itu pasti ada korban, maka jalan terbaik adalah negosiasi," kata Ryamizard saat ditemui di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Untuk membebaskan para sandera Indonesia sedang mencari cara agar uang negosiasi yang disiapkan oleh perusahaan tidak terjebak .
"Jadi upaya penyelamatan itu ada tiga, ada diplomasi, negosiasi, dan operasi militer.," kata Ryamizard.
Sementara itu, pembayaran sandera akan dilakukan oleh perusahaan, dan pemerintah akan berupaya lewa diplomasi.
Sebelumnya Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq meminta pemerintah mengambil jalur negosiasi dalam membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Kelompok Abu Sayyaf yang diketahui menculik 10 WNI itu dipimpin Al-Habsy Misaya dan Jim Dragon.
"Operasi militer pemerintah Filipina yang gagal, memberikan isyarat penting untuk membebaskan 10 WNI harus mempertimbangkan pendekatan kemanusiaan melalui jalur negosiasi," kata Siddiq.
Dia mengatakan, apabila prioritas utama pemerintah adalah menyelamatkan 10 WNI maka jalur negosiasi merupakan yang harus ditempuh. (Antara)