Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian mengatakan, narapidana (napi) terorisme kerap membuka jaringan di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas).
"Mengingat Lapas tidak memiliki program khusus terhadap napi terorisme, maka ada fenomena napi terorisme melakukan rekrutmen terhadap napi lain," kata Tito dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi III DPR, Rabu (13/4/2016).
Dia mencontohkan, pada kasus kelompok Santoso. Kelompk ini merekrut kepada narapidana kasus pencurian biasa. Tito mengatakan, hal itu diketahui dari ciri-ciri fisik para pelaku teror dari kelompok Santoso ini.
"Dalam kasus kelompok Santoso, kami lihat, kami datang ke sana, sebagian dari mereka bertato. Kenapa bertato? Ada yang sudah tertangkap, yang terakhir itu dalam keadaan hidup, dia menyampaikan, sebagain daripada kelompok ini adalah eks-eks napi kasus curanmor, pencurian ringan lain-lain yang direkrut oleh Santoso dan lain-lain, sewaktu di Lapas di Palu dan di Poso," kata Tito.
Karenanya, dia berharap ada manajemen yang lebih baik dan treatment khusus untuk narapidana terorisme di Lapas.
"Atau, alternatif lain, membuat maximum security, di mana mereka dibatasi untuk komunikasi terutama napi-napi yang masuk kategori high risk, dan kalau mungkin di pulau terpencil yang sulit dikunjungi," katanya.