Suara.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menganggap hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan DKI Jakarta yang menyebut ada kerugian negara dalam pembelian tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras ngaco menuai pro dan kontra.
Sebagian anggota DPR mendukung Ahok, sebagian lagi kontra dan menganggap Ahok-lah yang ngaco.
Menurut juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang dimaksud Ahok ngaco sesungguhnya pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan DKI Jakarta, bukan lembaga auditor negara.
Lalu, Ruhut menyinggung nama Ketua BPK RI Harry Azhar Aziz yang namanya masuk ke dalam dokumen Panama Papers yang belakangan merebak.
"Maksud Ahok itu orangnya, Ketua BPK, karena dia kan masuk Panama Papers. Misalnya, DPR ngaco, yang ngaco, kan anggotanya, kalau sebagai lembaga yang kita hormati," kata Ruhut di DPR, Rabu (13/4/2016).
BPK di bawah kepemimpinan Harry, menurut dugaan Ruhut, ada muatan politis dalam audit tentang kasus pembelian tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras.
"Kalau bicara Ahok yang aneh-aneh, semua politik. Karena dia itu orang jujur, kalau orang yang ngga jujur, ngga suka sama dia," tutur Ruhut.
Kemarin, Ahok diperika KPK. Dia diperiksa sekitar 12 jam lamanya. Dia mendapat sekitar 50 pertanyaan penyidik. Usai diperiksa, kepada wartawan, Ahok mengklarifikasi hasil audit BPK yang menurutnya tidak tepat.
Pernyataan Ahok soal BPK ngaco disampaikan ketika dia baru tiba di gedung KPK untuk diperiksa dalam kasus Sumber Waras.
Menurut Ahok hasil audit BPK yang menyebut ada kerugian negara Rp191 miliar tidak bisa dipercaya begitu saja.
"Orang jelas BPK-nya ngaco begitu kok," kata Ahok di gedung KPK.
"Makanya itu kan audit BPK. Dan KPK sudah pernah audit investigasi ya kan? Sekarang saya ingin tahu KPK mau nanya apa," Ahok menambahkan.