Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan PP Muhammadyah bekerjasama mengungkap kematian terduga teroris Siyono. Kematian Siyono janggal karena tewas setelah dibawa Densus 88 Antiteror.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqqoddas mengatakan bersama Komnas HAM akan memanfaatkan informasi pemberian uang Rp100 juta kepada istri Siyono dari polisi untuk membuka misteri kematian Siyono.
"Uang itu akan kami rembuk dengan Komnas HAM, dalam upaya mengungkap sisi yang lebih terang, tentang proses yang berkaitan dengan kematian tidak wajar terhadap almarhum Siyono," ujar Busyro di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap pengakuan istri Siyono, Suratmi yang mengaku diberikan segepok uang senilai Rp100 juta sebelum suaminya dibawa pasukan Densus 88 Antiteror. Uang itu diberikan dalam sebuah amplop.
Siyono, merupakan warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang meninggal dunia setelah dibawa Densus, Rabu (9/3/2016). Ketua Komnas HAM Siane Indriani dan Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqqoddas membuka amplop itu di depan awak media.
Siane menuturkan, uang tersebut diberikan kepada Suratmi saat dijemput aparat kepolisian untuk membesuk Siyono. Malah sebaliknya, Suratmi bertemu dengan Siyono yang sudah tak bernyawa.