Suara.com - Sukses Jonatan Christie menembus hingga babak semifinal Malaysia Open Super Series Premier 2016 tentu membuat banyak pihak terkejut. Betapa tidak, dia datang dengan status non-unggulan dan terlebih harus memulai langkahnya dari babak kualifikasi. Namun, Jonatan berhasil menepis keraguan akan kemampuannya.
Kiprah Jonatan di turnamen yang berhadiah total 550 ribu dolar AS (sekitar Rp7,2 miliar) itu "hanya bisa" dihentikan peringkat satu dunia asal Cina, Chen Long. Meski demikian, keberanian Jonatan memaksa laga berlangsung hingga rubber game, 21-8, 19-21, 14-21, mendapat acungan jempol, terutama dari pelatih tunggal putra pelatnas, Hendri Saputra.
“Penampilan Jonatan di semifinal menurut saya sangat bagus," kata Hendri. "Pertama, dia bisa menekan seorang Chen Long, pemain nomor satu dunia, sampai tidak bisa berkembang. Kedua, dari strategi dan permainannya yang sudah kami diskusikan, itu bisa keluar."
"Lain sama kemarin-kemarin yang walaupun menang tapi mainnya tidak bagus. Kesimpulannya, saya cukup puas dengan hasilnya. Cuma memang disayangkan, seharusnya dia bisa meraih poin yang lebih tinggi," sambung Hendri.
Jonatan mengawali langkahnya di Malaysia Open dari babak kualifikasi. Masuk ke babak utama, Jonatan langsung dihadapkan dengan unggulan ketujuh asal Taiwan, Chou Tien Chen. Dia pun harus berjuang keras sebelum menang rubber game, 21-13, 12-21, 21-8.
Di babak kedua, Jonatan berhadapan dengan pebulutangkis senior asal Hong Kong, Hu Yu. Kali ini, dia dengan mudah mengalahkan peringkat 12 dunia itu dengan straight game, 21-13, 21-11.
Di perempat final, Jonatan sukses tuntaskan dendam atas wakil Inggris, Rajiv Ouseph. Jonatan yang kalah di pertemuan pertama di Piala Sudirman, berhasil merebut kemenangan 21-19, 21-19.
Kiprah atlet berusia 18 tahun itu akhirnya terhenti di semifinal. Kendati begitu, perjuangan Jonatan patut diacungi jempol karena mampu memaksa Chen Long bermain hingga tiga game.
“Jonatan masih kurang pengalaman untuk finishing touch-nya. Dia mesti ada satu pengalaman untuk hal itu dan juga mental juara," ujar Hendri.
"Kalau dilihat, Chen Long saat itu tidak main menyerang, dia tinggal defend saja. Tapi karena dia punya mental juara, dia bisa mengatasi problem ini. Salah satunya menunggu Jonatan melakukan kesalahan, yang memang dilakukan Jonatan di poin-poin terakhir," pungkas Hendri. (PBSI)