Terungkap, Brussels Awalnya Bukan Target Para Teroris

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 11 April 2016 | 12:39 WIB
Terungkap, Brussels Awalnya Bukan Target Para Teroris
Tiga orang yang disinyalir sebagai pelaku serangan teror di Brussels, Belgia. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku teror bom Brussels, Belgia, ternyata berencana melakukan serangan ke Prancis. Namun, dalang dari serangan teror Paris, bulan November tahun lalu tersebut, mengurungkan niat mereka, lalu melakukan serangan di Brussels.

Kejaksaan federal Belgia mengumumkan bahwa "lelaki bertopi" yang terlihat dalam rekaman kamera CCTV Bandara Brussels sebelum serangan bom terjadi, adalah Mohamed Abrini. Kejaksaan juga sudah menjerat Abrini dengan pasal pembunuhan terorisme.

Pelaku bom bunuh diri yang meledakkan diri di Bandara Brussels dan kereta bawah tanah di stasiun Maelbeek pada tanggal 22 Maret menewaskan sedikitnya 32 orang. Peristiwa tersebut mengungkap jejak yang mengarah pada para dalang di balik serangan teror di Paris, Prancis, bulan November silam yang menewaskan 130 orang.

"Sejumlah elemen penyelidikan menunjukkan bahwa kelompok teroris awalnya berniat kembali menyerang Prancis," kata kejaksaan federal Belgia dalam sebuah pernyataannya.

"Terkejut dengan cepatnya kemajuan penyelidikan, mereka secara mendadak mengubah keputusan mereka untuk menyerang Brussels.

Kejaksaan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait dugaan tersebut. Namun, nyatanya serangan bom Brussels terjadi menyusul penangkapan tersangka serangan Paris, Salah Abdeslam pada tanggal 18 Maret lalu.

"Ini adalah bukti lebih bahwa ada ancaman besar terhadap Eropa dan khususnya kepada Prancis," kata Perdana Menteri Prancis Manuel Valls, menanggapi pernyataan kejaksaan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve menambahkan, Prancis akan tetap berada dalam kesiagaan tinggi selama waktu yang belum ditentukan.

"Kami masih menghadapi ancaman tinggi.. Itu (pekerjaan polisi dan kejaksaan) adalah proses yang lama, itu akan memakan waktu yang lama," kata Cazaneuve.

Abrini diketahui dibesarkan bersama Abdeslam di kawasan Molenbeek. Abrini dijerat dengan tuduhan "turut berpartisipasi dalam aktivitas kelompok teroris, pembunuhan teroris, dan upaya melakukan pembunuhan teroris".

Pada Sabtu (9/4/2016), hakim yang memimpin investigasi Belgia atas serangan teror di Paris, menjatuhkan tuduhan yang sama terhadap Abrini, sehari setelah dirinya ditangkap.

Abrini, lelaki 30 tahun keturunan Maroko tersebut mengaku sebagai "lelaki bertopi" dalam CCTV tersebut. Ia berjalan santai meninggalkan Bandara Brussels, menuju pusat Kota Brussels, membuang topi dan jaketnya sebelum menghilang dari lensa kamera CCTV. Sebelumnya dikabarkan, kejaksaan meminta bantuan masyarakat untuk menemukan jaket Abrini untuk dijadikan barang bukti.

Abrini diketahui memiliki catatan kejahatan kecil. Ia dibersakan di kawasan Molenbeek, daerah hitam yang menjadi tempat tinggal sejumlah tersangka lainnya.

Sejauh ini, kepolisian Belgia sudah berhasil mengidentifikasi sosok-sosok di balik serangan bom Brussels. Salah satunya adalah Ibrahim El Bakraoui, salah satu pengembom bunuh diri di Bandara Brussels. Dari komputer Ibrahim, penyidik menemukan wasiat yang menyiratkan bahwa Ibrahim merasa "diburu" dan "tidak tahu apa yang harus dilakukan".

Selain Ibrahim, polisi juga mengidentifikasi seorang pelaku bom bandara lainnya, Najim Laachraoui. DNA Najim ditemukan di rompi bunuh diri yang ditemukan di lokasi konser Bataclan, Paris. Najim diyakini sebagai pembuat bom Paris.

Polisi juga menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di kereta bawah tanah stasiun Maelbeek adalah saudara lelaki Ibrahim, Khalid Bakraoui.

Pascaserangan, Polisi Prancis menangkap seorang lelaki bernama Reda Kriket, di sebuah kawasan dekat Paris. Polisi menemukan senjata dan bahan peledak yang disinyalir akan digunakan dalam serangan di flat Reda. Menyusul penangkapan Reda, polisi Belgia juga menangkap dua orang yang memiliki hubungan dengan Reda, yakni Abderrahmane A dan Rabah M. (News.com.au)

REKOMENDASI

TERKINI