Suara.com - Tokoh pers nasional Astrid Soerjo binti Djamaluddin Adinegoro meninggal dunia di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center Jakarta, Senin (11/4/2016), pukul 04.35 WIB, setelah sekian lama terkena kanker.
Putri bungsu pejuang pers nasional Djamaluddin Adinegoro atau Djamaluddin Gelar Datuk Madjo Sutan disemayamkan di rumah duka, Jalan Banyumas, nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, dan akan dimakamkan di San Diego Hills, Cikarang, Jawa Barat, selepas waktu salat Dzuhur.
Semasa hidupnya, Bu Astrid --demikian kalangan pers menyebutnya-- menjadi salah seorang anggota Dewan Penasehat Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, dan pernah melanjutkan surat kabar Neraca yang didirikan ayahandanya.
Astrid juga sangat aktif dalam kegiatan Anugerah Jurnalistik Adinegoro yang setiap tahun diselenggarakan PWI Pusat untuk mengenang sekaligus meneruskan semangat Adinegoro sebagai wartawan multitalenta, juga sebagai kartograf (pembuat peta), penulis cerpen dan novel, serta pendiri Radio Republik Indonesia di Bukitinggi.
Astrid mengharapkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro menjadi peluang bagi seluruh wartawan Indonesia untuk berkompetisi membuat laporan jurnalistik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Mantan Direktur Konfederasi Wartawan ASEAN PWI Pusat itu menyatakan, "Ini menjadi peluang pula bagi wartawan di daerah, mulai dari Papua hingga Aceh menjadi pemenang Anugerah Adinegoro."
Astrid, alumni Lembaga Ketahanan Nasional, juga berharap wartawan Indonesia selalu memacu kreativitasnya dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, seperti yang dicita-citakan Adinegoro semasa hidupnya.
"Sudah waktunya pula para wartawan bisa mengembangkan jurnalisme sastrawi yang dapat diterima masyarakat. Sekarang ini kan kecenderungan pemberitaan terkesan serba instan," ujarnya saat mengumumkan Anugerah (Antara)
Tokoh Pers Astrid Adinegoro Wafat
Siswanto Suara.Com
Senin, 11 April 2016 | 10:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI