Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantu korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan mengucurkan dana Rp356,5 miliar. Sampai saat ini Sinabung belum juga berhenti menghembuskan material vulkanik.
Sinabung belum menunjukkan tanda-tanda berhenti meletus sejak September 2013. Aktivitas vulkanik masih sangat tinggi dan status masih Awas hingga saat ini. Letusan diiringi dengan luncuran awan panas dan lava hampir setiap hari berlangsung.
Minggu (10/4/2016) hari ini saja tercatat 4 kali meletus dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 m. Sehari sebelumnya PVMBG, mencatat terjadi 16 kali gempa guguran, 22 kali gempa frekuensi rendah, 4 kali gempa hybrid, dan tremor menerus. Seismisitas menunjukkan bahwa letusan masih berpotensi tinggi akan terjadi.
Tercatat jumlah pengungsi saat ini 9.322 jiwa (2.592 KK) yang berada di 10 posko pengungsian. Pengungsi berasal dari 9 desa dan 1 dusun. Mereka mengungsi sejak Gunung Sinabung dinaikkan status Awas oleh PVMBG pada 2 Juni 2015 hingga sekarang. Sedangkan untuk relokasi bagi 1.212 jiwa (370 KK) warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah sudah berhasil dilakukan. Masyarakat telah menempati rumah relokasi.
Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan pihaknya memberikan bantuan Rp 356,5 miliar untuk penanganan darurat letusan Gunung Sinabung sejak September 2013 hingga saat ini. Dari Rp 356,5 miliar tersebut berupa Rp 241,2 milyar uang tunai dan Rp 115,3 miliar barang dan jasa.
Sementara Kepala BNPB, Willem Rampangilei, terus memantau perkembangan penanganan Gunung Sinabung.
“BNPB berkomitmen akan memberikan bantuan bagi pengungsi, baik untuk penanganan darurat maupun rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Bupati Karo tetap berada paling depan dan bertanggung jawab dalam penanganan bencana. BNPB akan terus memberikan pendampingan dan perkuatan BPBD Karo. Mssyarakat jangan sampai kekurangan akibat bencana,” kata Willem.