Suara.com - Sedikitnya empat dari 18 prajurit Filipina yang jadi korban dalam baku tembak dengan gerombolan Abu Sayyaf di Pulau Basilan, Sabtu (9/4/2016), tewas dipenggal. Informasi tersebut disampaikan juru bicara unit pasukan yang bertempur dengan kelompok militan tersebut, Kolonel Benedict Manquiquis.
Benedict mengungkapkan, baku tembak berawal saat pasukannya sedang bergerak untuk menyerang kelompok Abu Sayyaf. Dalam perjalanan, mereka disergap oleh sekitar 100 militan Abu Sayyaf.
"Pasukan kami dalam perjalanan untuk menyerang mereka. Di perjalanan, mereka disergap," kata Banedict kepada Stasiun Radio DZRH seperti dikutip AFP.
"Musuh berada di dataran tinggi sehingga bagaimanapun prajurit kami mencari perlindungan, mereka tetap bisa terkena tembakan dan bom rakitan," lanjutnya.
Di pihak Abu Sayyaf, ada lima militan yang terbunuh dalam baku tembak tersebut. Seorang militan dikabarkan merupakan anggota asal Maroko, Mohammed Khattab, sedangkan seorang lainnya bernama Ubaida, putra dari Isnilon Totoni Hapilon, sang pemimpin Abu Sayyaf.
Sebelumnya, Juru Bicara Komando Militer Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan mengatakan, pertempuran tersebut melukai 53 prajurit dan 20 gerilyawan lainnya.
Isnilon Hapilon merupakan buruan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat menyediakan hadiah sebesar 5 juta Dolar atau setara Rp65 miliar (kurs 1USD=Rp13.110). (BBC)