Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah terus mengupayakan langkah diplomasi dan negosiasi untuk membebaskan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diculik kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Sekarang kita masih terus melakukan diplomasi dan negosiasi. Mudah-mudahan menghasilkan yang terbaik karena jika dengan kekuatan militer pasti ada dampaknya," kata Ryamizard sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Utama Sekretaris Negara Jakarta, Kamis.
Ryamizard mengakui kekuatan militer sudah disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melakukan pembebasan. Dengan waktu yang tinggal satu hari, Ryamizard berharap upaya negosiasi minimal bisa mengundurkan waktu yang ditetapkan oleh para penculik tersebut.
"Dengan negosiasi ini mungkin bisa memundurkan," kata Menhan.
T erkait uang tebusan yang diminta para penyandera, Ryamizard mengatakan sudah disiapkan namun bukan uang negara.
"Yang jelas bukan uang negara," katanya.
Dia mengungkapkan upaya diplomasi dilakukan karena penculikan berada di teritorial Filipina sehingga pihaknya masih menunggu hasil diplomasi dan negosiasi tersebut. Ryamizard berharap tidak sampai ada operasi militer untuk pembebasan kesepuluh WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf ini.
"Kalau operasi militer kan dikhawatirkan ada korban. Kalau teroris nggak masalah, kalau yang mati warga negara kita kan disayangkan," katanya.
Pembebasan WNI, Menhan Berharap Tak Perlu Ada Operasi Militer
Kamis, 07 April 2016 | 13:24 WIB
![Pembebasan WNI, Menhan Berharap Tak Perlu Ada Operasi Militer](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/02/10/o_1ab4t11ua1jad16vf1l1s1jmukisa.jpg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kemenhan dan TNI Pangkas Anggaran Sampai Rp 26 Triliun, Kesejahteraan Prajurit Ikut Terdampak?
13 Februari 2025 | 19:22 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
News | 01:00 WIB
News | 23:30 WIB
News | 23:22 WIB
News | 22:44 WIB
News | 21:53 WIB