Suara.com - Presiden Joko Widodo direncanakan menghadiri KTT Peringatan 20 tahun kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia sekaligus pertemuan bilateral dengan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin direncanakan di Sochi, Rusia, tanggal 18-20 Mei mendatang.
Hal itu disampaikan Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan (MWAK) Kemlu RI, M.I. Derry Aman, yang menjadi ketua delegasi RI pada pertemuan ke-13 ASEAN-Russia SOM (ARSOM) di Moskow Rusia, demikian keterangan KBRI Moskow yang diterima, Kamis (7/4/2016).
Dikatakannya rangkaian KTT ini memiliki makna penting mengingat pertama kalinya Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan Rusia bertemu di Rusia yang merupakan kunjungan resmi pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negara itu.
KTT yang disepakati pada pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Rusia tahun lalu juga akan disemarakkan dengan berbagai kegiatan seperti ASEAN-Rusia Business Forum untuk meningkatkan kontak dagang dan investasi di antara pengusaha kedua belah pihak, ASEAN-Russia Culture Minister Meeting dalam rangka ASEAN-Russia Culture Year tahun 2016.
Dalam rangka mengisi Tahun Kebudayaan ASEAN-Rusia pada saat KTT Peringatan di Sochi juga akan diadakan Art and Cultural Festival ASEAN-Rusia. Indonesia akan mengirimkan tim seni budaya guna tampil pada festival ini.
KTT direncanakan menghasilkan dua dokumen utama, yaitu Deklarasi Bersama ASEAN - Rusia Federasi Commemorative Summit untuk Memperingati HUT ke-20 ASEAN - Rusia Federasi Dialog Hubungan "Menuju Interaksi Strategis Mutual Benefit" Rencana Aksi Dan Komprehensif Mempromosikan Kerja Sama Antara ASEAN dan Federasi Rusia (2016-2020).
Pertemuan ke-13 ARSOM dibahas berbagai aspek kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia, termasuk perkembangan terbaru di ASEAN dan Rusia, pertukaran pandangan mengenai berbagai isu regional dan internasional, kerja sama fungsional seperti ekonomi, energi dan IPTEK, pemberantasan terorisme, kejahatan lintas batas, penanganan bencana, kebudayaan, dan people-to-people exchange.
Selain situasi perekonomian global, perkembangan di Timur Tengah, kerja sama maritim, penanganan illegal migration dan perdagangan obat terlarang, isu nuklir di Semenanjung Korea dan Iran serta arah ke depan kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia juga telah menjadi topik pembahasan.
ASEAN dan Rusia memulai hubungan dialog informal pada tahun 1991 dan meningkat menjadi hubungan formal kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia pada tahun 1996.
Kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia terus diperkuat ditandai dengan pelaksanaan KTT pertama ASEAN-Rusia tahun 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia dengan menghasilkan Deklarasi Bersama Kepala Negara / Pemerintahan Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara dan Kepala Negara Federasi Rusia pada Progresif dan Kemitraan Komprehensif.
Hubungan kerja sama kemitraan tersebut semakin ditingkatkan melalui penyelenggaraan KTT ke-2 ASEAN-Russia tahun 2010 di Hanoi, Viet Nam. Saat ini, Laos merupakan country coordinator Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia periode 2015-2018 dan dilanjutkan oleh Indonesia pada tahun 2018-2021.
Pada pertemuan ARSOM ini, Indonesia ikut memberikan pandangan dan kontribusinya terhadap persiapan KTT Peringatan dan memberikan penekanan pentingnya penguatan dan peningkatan kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia pada kerja sama fungsional seperti perdagangan, investasi dan pembangungan infrastruktur.
Selain kerja sama pendidikan, kebudayaan dan people-to-people contact, penanganan bencana serta pentingnya kerja sama kemitraan ASEAN dan Rusia dalam mengantisipasi dan menangani situasi dan perkembangan global termasuk situasi di Timur Tengah dan isu Palestina, Semenanjung Korea, serta arsitektur kawasan di Asia Timur dan Asia Pasifik. (Antara)