Suara.com - Bocornya dokumen rahasia yang disinyalir menyeret nama kepala negara dan politisi dunia terus menjadi bola panas. Di Kota Reykjavik, Islandia, demonstran menggelar demonstrasi dan setelah nama Perdana Menteri mereka, Sigmundur David Gunnlaugsson, tercantum dalam dokumen tersebut dan dikatakan memiliki dana di perusahaan offshore yang terdaftar di British Virgin Islands.
Lansiran Independent, sedikitnya 300.000 demonstran turun ke jalan pada Senin (4/4/2016) malam, menuntut Gunnlaugsson mundur karena dituding melarikan aset kekayaannya ke luar negeri untuk menghindari pajak. Selain membawa pisang sebagai simbol republik korup, sejumlah demonstran juga melempari gedung parlemen dengan yoghurt dan telur.
Bukan yoghurt biasa. Yoghurt yang dilemparkan adalah Skyr, yoghurt asam khas Islandia. Dari foto-foto yang beredar di media sosial, tampak noda-noda yoghurt berceceran di dinding, lantai, dan jendela gedung parlemen.
Sejumlah saksi mata juga mengaku melihat demonstran yang nekat melemparkan yoghurt ke wajah seorang aparat kepolisian. Yang bersangkutan pun diringkus petugas.
Gunnlaugsson, dalam kampanye politiknya muncul sebagai sosok yang populer karena menentang tawaran pinjaman luar negeri dari para kreditur asing di masa krisis ekonomi tahun 2008. Istrinya, Anna Sigurlaug Palsdottir, adalah putri dari seorang bos diler Toyota di Islandia.
Dokumen Panama Papers mengklaim, Gunnlauugsson dan istrinya memiliki sebuah perusahaan offshore di British Virgin Islands bernama Wintris Inc., yang memiliki aset 4 juta Dolar di tiga bank Islandia. Pada tahun 2009, Gunnlaugsson masuk parlemen, namun tidak melaporkan kepemilikannya atas Wintris. (Independent)