Penjelasan Polri soal Status dan Kematian Siyono

Selasa, 05 April 2016 | 16:46 WIB
Penjelasan Polri soal Status dan Kematian Siyono
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Markas Besar Kepolisian Indonesia menjelaskan meninggalnya warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Siyono. Siyono berstatus terduga teroris, Rabu (9/3/2016).

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan memberikan kejelasan tentang terduga teroris Siyono yang sekarang masih terus bergulir. Terkait penangkapan Siyono yang di mana dilakukan hasil pengembangan dari sembilan teroris yang sudah ditangkap Densus 88.

"Saya ingin tegaskan tentang status Siyono, status dia, diawali dari hasil pengembangan penangkapan pada 12 - 23 mei 2014 ada sembilan orang yang sudah divonis," kata Anton Charliyan.

Anton menambahkan terduga teroris Siyono ini adalah salah satu pimpinan kepala staf Taliah Bitonah, struktur lama dari jaringan Jamaah Islamiyah yang sudah lama dilarang di Indonesia.

"Saat itu keluar surat keputusan organisasi Jamaah Islamiyah dilarang di Indonesia, terakhir kami tangkap 3 orang yaitu AW alias TG, BR kemudian DN," kata Anton saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).

Lanjut Anton dalam pengembangan 3 terduga teroris oleh densus 88, AW diketahui menyimpan sejumlah senjata Jaringan Jamaah Islamiyah.

"Terutama dari AW. Karena Aw ini berdasarkan keterangan menyimpan senjata Jamaah Islamiah, mengaku bahwa menyimpan senjata Api laras pendek, peluru, dan granat," kata Anton.

"Di mana sebelumnya dari sembilan tersangka jaringan teroris sudah ada yang disita," tambah Anton.

Anton mengatakan dari tersangka AW, diketahui memiliki tempat persembunyian dan mendapatkan bahwa juga pembuatan Senjata api dari Jaringan Jamaah Islamiah ini didaerah Temanggung juga Jogjakarta.

"Beberapa granat, ada mesin bubut pembuat senjata rakitan, yang ditemukan di bungker senjata yang dikuasai saat itu," kata Anton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI