Nelayan: Reklamasi Sama Saja Membunuh Anak dan Istri Kami

Selasa, 05 April 2016 | 15:35 WIB
Nelayan: Reklamasi Sama Saja Membunuh Anak dan Istri Kami
Nelayan Muara Angke, Sultan. (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nelayan Muara Angke protes rencana reklamasi Teluk Jakarta yang akan dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Basuki Tjahaja Purnama. Menurut para nelayan, reklamasi itu sangat mengancam.

Reklamasi ini masuk Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Salah satu nelayan di sana, Sultan menjelaskan salah satu pulau yang dibangun bernama Pulau G. Lokasi reklamasi pulau itu saat ini menjadi pintu keluar masuk kapal nelayan.

"Pulau G adalah akses kapal keluar masuk Muara Angke, kalau sudah reklamasi dibangun. Maka sudah dipastikan kami akan hengkang dan cari muara yang lai. Padahal kami hidup berdampingan dengan laut. Kalau akses ditutup, sama saja Pak Ahok membunuh diri kami, istri kami, anak-anak kami, ddan cucu-cucu kami," kata Sultan di Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).

Menurut Sultat, saat ini dirinya sangat sulit dalam memeuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Karena pendapatan yang merosot tajam. Padahal dulu, dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp1 juta dari hasil pelelangan ikan.

"Sekarang ini sangat sulit, untuk dapat Rp100 ribu saja sangat sulit. Keluarga kami sudah berantakan, karena pemdapatan yang kecil," katanya.

Oleh karena itu, dia minta kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama untuk lebih mementingkan kepentingan nelayan daripada pengusaha.

"Iya kami mohon agar mengutamakan Nelayan. Tolong nelayan, jangan dipersulit. Seharusnya bisa melaut dalam jarak yang dekat, sekarang harus jauh," kata Sultan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI