Orang Indonesia Hidup di Daerah Rawan Bencana, Ini Info Penting

Siswanto Suara.Com
Selasa, 05 April 2016 | 12:29 WIB
Orang Indonesia Hidup di Daerah Rawan Bencana, Ini Info Penting
Ibu-ibu selamatkan diri. Tanah terus bergerak sehingga makin membahayakan masyarakat di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Sabtu (26/3/2016). [dok. BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semua paham bahwa warga Indonesia tinggal di daerah rawan bencana. Namun tidak banyak yang tahu apa yang terjadi dan apa yang harus disiapkan menghadapi bencana. Kesadaran merupakan elemen penting dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana.

Salah satu pendekatan untuk membentuk kesadaran melalui media edukasi. Saat ini fasilitas edukasi bencana yang informatif dan menarik masih terbatas di Indonesia. Untuk itulah Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengembangkan diorama kebencanaan sebagai media mengedukasi publik, khususnya siswa-siswi sekolah di semua tingkatan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengungkapkan bencana sangat berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan. Bencana berdampak pada tiga dimensi, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, ada 136 kabupaten dan kota yang memiliki indeks risiko tinggi dan menjadi pusat pengembangan kawasan ekonomi nasional. Target Indonesia mengurangi indeks resiko bencana sampai 30 persen dari kondisi eksisting yang ada,” kata Willem dalam pernyataan tertulis yang dikirim kepada Suara.com, Selasa (5/4/2016).

“Salah satu dari upaya mengurangi indeks tersebut melalui kesadaran masyarakat, “ Willem menambahkan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berharap diorama ini dapat dibuka untuk anak-anak Indonesia. BNPB memiliki peran besar untuk memberikan edukasi bencana, antara lain kesadaran, risiko dan apa yang harus dilakukan pada saat bencana.

Menurut Anies BNPB dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat bekerjasama dalam konteks edukasi bencana. Populasi yang terkena dampak salah satunya komunitas pendidikan seperti yang terjadi di banyak daerah di Indonesia. Oleh karena itu bahan-bahan pembelajaran terkait kebencanaan dapat terintegrasi dengan pendekatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun non kurikuler.

"Kita harus bersahabat dengan alam. Kita adalah bangsa yang besar yang dikarunia alam subur namun kaya dengan bencana. Sejarah kebencanaan di Indonesia berpengaruh pada tatanan global. Pada 10-12 April 1815 saat Gunung Tambora meletus dahsyat. Empat kali lipat dari letusan Gunung Krakatau telah menyebabkan kegelapan dunia. Iklim global berubah. Eropa mengalami kelaparan karena gagal panen. Napoleon Bonaparte kalah perang di Waterloo. Kuda tidak dapat menembus salju tebal sehingga lahirlah sepeda. Ini semua harus kita pahami. Diorama kebencanaan juga menggambarkan bencana yang lain. Saya akan mengajak para pelajar untuk berkunjung ke diorama kebencanaan di kantor BNPB," kata Anies

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI