Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa kelompok Santoso di Poso makin tersudut oleh aparat gabungan TNI/Polri di wilayah yang lebih kecil. Luhut bahkan menggambarkan aparat telah berhasil menggiring mereka ke lokasi yang lebih kecil, kira-kira 5 x 5 km. Lokasi tersebut berada di satu daerah di dekat pegunungan dan aparat sudah mengidentifikasi tempat-tempat kelompok Santoso berada.
Pemerintah berharap Santoso mau turun gunung menyerahkan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu. Namun, Luhut menekankan aparat keamanan juga sudah mempersiapkan segala sesuatu, termasuk skenario terburuk yang akan terjadi.
Mengenai target Operasi Tinombala selama 6 bulan sejak Januari apakah berarti dalam periode itu Santoso beserta kelompoknya dapat digulung, Luhut tidak bisa menargetkan waktu untuk menangkap Santoso.
"Untuk melawan gerilya, negara mana pun di dunia ini tidak ada yang bisa menargetkan 1 bulan atau 2 bulan selesai," kata Luhut.
Operasi Tinombala merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo yang telah berjalan selama empat tahap dan berakhir pada 9 Januari lalu. Namun, Santoso belum kunjung tertangkap atau tertembak mati.
Kepala BNPT Komjen Pol. H.M. Tito Karnavian, yang dilantik 16 Maret lalu, memiliki program jangka pendek untuk menumpas Santoso dan kelompoknya. Tito memiliki pengalaman tugas di Poso sekitar satu setengah tahun di sana. Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengaku tahu peta dan situasi serta kondisi di Poso. (Antara)