Suara.com - Seorang pelajar SMK Negeri 5 Jember berinisial DA yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan pacarnya sendiri yang masih satu sekolah. Dia dilarang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
UN ini digelar 4-7 April 2016 pekan depan. Alasan DA tidak bisa ikut karena alasan teknis.
Kepala SMK Negeri 5 Jember, Rinoto mengatakan pihak sekolah sebenarnya tidak ingin mempersulit anak didiknya yang terjerat masalah hukum untuk mengikuti ujian nasional. Saat ini DA mendekam di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Jember. Sementara UN hanya digelar di sekolah. DA dilarang datang ke sekolah untuk ikut UN.
"Tahun ini SMK Negeri 5 Jember pertama kalinya melaksanakan ujian nasional berbasis komputer, sehingga siswa harus dihadirkan di sekolah karena seluruh piranti untuk mendukung UNBK dalam jaringan sudah disiapkan di sekolah," tuturnya, Sabtu (2/4/2016).
Dengan status DA sebagai tersangka pembunuhan yang juga ditahan di Lapas Kelas II-A Jember, tidak memungkinkan untuk dihadirkan di sekolah untuk mengikuti UN itu, sehingga yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri.
"Pihak keluarga sudah menandatangani surat pengunduran diri DA mengikuti UN, sehingga DA secara resmi dipastikan tidak akan mengikuti UNBK yang akan digelar Senin (4/4/2016) pekan depan," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, DA masih bisa mengikuti ujian untuk kejar paket C yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional Polres Jember Kompol Kusen Hidayat mengatakan pihaknya mendapat informasi berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak sekolah, menyebutkan DA tidak menjadi peserta UN karena telah mengundurkan diri.
"Sebenarnya Polres Jember sudah menyiapkan anggotanya secara khusus untuk mengawal tersangka ketika mengikuti UNBK, namun polisi hanya bertugas melakukan pengamanan saja," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga menemukan sesosok mayat perempuan yang bernama Ita Purnamasari, siswi kelas 12 SMKN 5 Jember yang beralamatkan di Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji.