Suara.com - Inspektur Pengawas Umum Polri Inspektur Jenderal Dwi Prayitno tidak mempermasalahkan sikap Suratmi yang menolak uang duka dari Polri. Suratmo adalah istri terduga teroris bernama Siyono (34). Siyono meninggal dunia setelah dibawa anggota Detasemen Khusus 88 Polri pada Rabu (9/3/2016).
"Itu kan haknya dari keluarga korban kita secara manusiawi sering melakukan seperti itu (bantuan kemanusiaan)," kata Dwi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Dwi mengatakan polisi juga memberikan uang duka kepada keluarga korban serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
"Seperti korban waktu kita membantu saya rasa fungsi sosial ada kita lihat korban-korban di Thamrin dan sebagainya tidak perlu dipersoalkan," kata dia.
Suratmi bersama keluarga mengembalikan uang kemanusiaan lewat kantor PP Muhammadiyah di Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Selasa (29/3/2016) lalu. Di kantor PP Muhammadiyah, Suratmi bertemu langsung dengan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas dan anggota Komnas HAM Siyane Indiryani.
Kini, Suratmi bertekad untuk mencari keadilan. Suratmi ikhlas kalau nanti diusir aparat desa dari kampung halaman gara-gara berjuang mengungkap sebab kematian suami. Dia minta bantuan organisasi Muhammadiyah untuk mengusut.
"Saya sampaikan ke Bu Suratmi, jawabnya begini, 'Mas Dahnil, saya sedang mencari keadilan dan saya menitip usaha saya kepada Muhamadiyah. Kalaupun dalam usaha saya, saya harus terusir bumi Allah itu luas. Jadi Bu Suratmi menyatakan autopsi harus dilakukan untuk mencari keadilan.' Muhammadiyah menyambut baik dengan ikhlas dan bulat menampung dan menanggung keluarga Siyono jika diusir dari kampung halamannya," kata ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.