Pengkajian penghapusan sistem three in one di Jakarta masih berlangsung. Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai sistem tersebut tak efektif mengurangi kemacetan arus lalu lintas, sebaliknya malah dimanfaatkan para joki, bahkan sampai terjadi praktik eksploitasi anak.
"Ini lagi dikaji dan kita saranin nanti nggak ada three in one," ujar Ahok usai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Cibesut, Cipinang, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
"Ini lagi dikaji dan kita saranin nanti nggak ada three in one," ujar Ahok usai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Cibesut, Cipinang, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Sistem three in one ialah aturan untuk membatasi mobil pribadi melewati kawasan tertentu dengan minimal tiga orang dalam satu mobil.
Menurut Ahok kalau sistem tersebut tak dihapus, praktik ekploitasi anak akan terus berlangsung. Orangtua memanfaatkan anak-anak untuk menjadi joki.
"Three in one ini, anak kecil kalau pagi-pagi suara ribut, itu bangun nggak anak-anak? Anak-anak dibawa kan untuk three in one. Kita temukan anak-anak yang dikasih obat tidur ini bahayanya anak-anak dikasih obat bisa rusak ini. Jangan gara-gara cuma takut macet, lebih ikhlas anak-anak masa depannya rusak," kata dia.
Pemerintah, kata Ahok, telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Polda sekarang juga ikut mengkaji penghapusan sistem tersebut.
Lebih jauh, Ahok mengatakan untuk mengurangi kemacetan, pemerintah terus memperbaiki fasilitas angkutan publik, seperti Transjakarta.
Para pengendara kendaraan pribadi juga diimbau untuk mendukung kebijakan pemerintah.
"Macet nyesuaiin sendiri. Lalu nanti saya lepasin aja bus lebih banyak. Yang penting naik bus yang punya mobil, parkirnya di blok M aja lalu mereka naik bus. Ini akan mempermudah orang. ini yang koridor 1, three in one-nya saya mah cabut ini," kata dia.