Suara.com - Sabtu (26/3/2016) pekan lalu kelompok militan Filipina Abu Sayyaf telah menyandera 10 anak buah kapal asal Indonesia di dekat Perairan Sulawesi Utara dan Filipina. Kelompok keras Filipina ini pun meminta uang tebusan 50 juta peso atau setara Rp14 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta kepada pemerintah meningkatkan kemanannya di laut. Agar perompakan seperti itu tidak terjadi kembali.
"Jadi memang ini menunjukkan juga kawasan kita kan negara maritim, kejadian di laut. Termasuk perbatasan seperti di Malaka, harus tingkatkan security. Terutama harus terintergrasi dengan negara ASEAN lainnya. Jadi harus tingkatkan kerjasama, jadi kalau ada hal-hal seperti ini bisa saling kerjasama," kata Rizal saat ditemui di kantornya, Rabu (30/3/2016).
Rizal menceritakan keberhasilan TNI AL yang saat itu bisa membebaskan kapal Indonesia yang pernah dibajak oleh Somalia.
"Dulu ingat kan kapal kita pernah dibajak oleh Somalia, waktu itu akhirnya mereka lepas tanga, ABK dan Kapal Indonesianya sudah dikembalikan. Tapi kan itu penyergapan langsung, nah tapi yang kejadian ini kita Indonesia harus izin juga ke Filipina," katanya.