Suara.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mengatakan tidak tertutup kemungkinan ada tim sukses Basuki Tjahaja Purnama yang nanti meminta imbalan atas apa yang selama ini telah dilakukan.
"Tidak ada makan siang gratis. Artinya mereka juga berpikir kalau kamu oke menang berarti tolonglah saya diberi reward," kata Siti saat ditemui di kantor MMD Initiative, Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (30/3/2016).
Dia menyontohkan kasus tim pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Pemilihan Presiden tahun 2014. Setelah Jokowi-JK menang, sebagian meminta jatah.
"Sekarang kita mulai menyaksikan itu dari pilpres kemarin kerepotan juga bagaimana segitu besar jumlah relawan dan menunggu antri mau diberi apa," kata dia.
Tapi, Siti tak memukul rata semua relawan bersikap seperti itu. Ada juga relawan yang idealis.
"Ada yang memang rela, tapi orang yang rela tadi terlalu sedikit mungkin. Yang tidak rela yang banyak. Ada tapi sebagian besar kaya politisi juga. Bagaimana ujung-ujungnya dia menjadikan pilkada sebagai steping stone. Berpijak dia untuk mencapai sesuatu. Bagi-bagi kekuasaan. Memang mengelola negara bagi-bagi. Memikirkan kemajuan bangsa," kata dia.
Agar kelak tak terjadi jatah menjatah, Siti menyarankan siapapun calon pemimpin dari jalur independen, terutama Ahok, sekarang-sekarang ini menyatakan sikap bahwa jangan pernam meminta imbalan.
"Oleh karena itu yang mau maju dibilang saya tidak bisa dimintain apapun," kata dia.
Ahok dan Heru Budi Hartono saat ini bersiap maju lewat jalur non partai politik. Mereka didukung penuh oleh relawan Teman Ahok. Meski maju lewat jalur perseorangan, mereka tetap menerima dukungan dari partai. Dua partai, Nasdem dan Hanura, saat ini sudah resmi mendukung mereka. Masing-masing partai tersebut juga memiliki relawan untuk mengumpulkan fotokopi KTP seperti Teman Ahok.