Dipertanyakan, Penggunaan Granat Aktif Saat Pelatihan di UHO

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 30 Maret 2016 | 07:26 WIB
Dipertanyakan, Penggunaan Granat Aktif Saat Pelatihan di UHO
Ilustrasi orang memegang granat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) di Kendari dan Kapolda Sulawesi Tenggara diminta bertanggungjawab atas tragedi ledakan granat di gedung workshop UHO, saat pelatihan sekuriti kampus sehingga menewaskan empat peserta dan melukai delapan orang lainnya.

Pengurus Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDI Perjuangan setempat La Ode Ota, di Kendari, Rabu (30/3/2016), menyatakan Rektor UHO dan Kapolda Sulawesi Tenggara sebagai pihak yang harus bertanggungjawab atas tragedi ledakan granat saat pelatihan di kampus UHO itu.

"Bagaimana bisa, dalam pelatihan dasar pengamanan kampus, instruktur atau pelatih dapat menggunakan alat peraga berupa granat aktif yang siap ledak," ujarnya.

Menurutnya, penggunaan alat peraga granat aktif itu atas sepengetahuan Rektor UHO dan Kapolda Sultra.

"Oleh karena itu, kedua pejabat tersebut harus bertanggungjawab atas insiden ini," tambahnya.

Peristiwa tragis yang merenggut nyawa empat orang tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WITA, saat pelatih dari Brimob Polda Sultra memperlihatkan jenis peledak granat kepada peserta pelatihan pendidikan dasar pengamanan bagi sekuriti Kampus UHO.

Menurut Sekretaris UPT Pengamanan Kampus UHO Ali Mardai, peserta pelatihan yang berlangsung di dalam gedung workshop UHO itu berjumlah 57 orang Satpam. Granat yang diperlihatkan dalam pelatihan sebanyak enam buah. Salah satu di antara granat yang dipegang Brigadir Khaidir tiba-tiba meledak dan menewaskannya bersama tiga peserta pelatihan.

Nama-nama korban meninggal akibat ledakan granat di dalam gedung workshop Kampus OHU yakni Brigadir Khaidir (anggota Brimob Polda Sultra), Kaharuddin, Jufriady, dan Supriadi (anggota Satpam).

Sedangkan korban luka-luka yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit, yakni Asis, Jaimin, Imron, Fajar, La Ode Fanani, Arhan, dan Aiptu Safruddin. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI