Suara.com - Kasus penyanderaan 10 ABK WNI yang terjadi baru-baru ini membuat nama kelompok Abu Sayyaf kembali menjadi sorotan. Abu Sayyaf merupakan kelompok garis keras yang tercatat kerap melakukan aksi teror dan kekerasan di Filipina dan wilayah sekitarnya.
Jamaah Abu Sayyaf, atau lebih dikenal di Filipina dengan julukan Grupong Abu Sayyaf, diketahui memiliki basis di sekitar Kepulauan Jolo dan Basilan, Filipina bagian barat daya. Abu Sayyaf merupakan kelompok separatis pecahan organisasi Moro National Liberation Front (MNLF).
Abu Sayyaf (Abu, yang berarti "ayah" dan Sayyaf "pembuat pedang") didirikan oleh Abdurajik Abubakar Janjalani pada tahun 1991. Selepas kematian Abubakar, Abu Sayyaf dipimpin oleh sang adik, Khadaffy Janjalani, yang kemudian tewas terbunuh pada tahun 2007.
Pada 23 Juli 2014, Abu Sayyaf, di bawah kepemimpinan Isnilon Totoni Hapilon, menyatakan sumpah setia kepada Abu Bakr al-Baghdadi, sang pemimpin ISIS. Kemudian, sejak saat itu kelompok ini mulai melakukan penculikan terhadap warga Filipina, juga warga asing untuk memperoleh tebusan.
Abu Sayyaf pernah pula menarik perhatian dunia pada 27 Februari 2004 saat meledakkan sebuah kapal feri Superferry 14 hingga menewaskan 116 penumpangnya di Filipina. Dengan 4 kilogram bahan peledak yang dimasukkan ke dalam perangkat televisi, Abu Sayyaf meledakkan feri yang baru angkat jangkar 90 menit dari Manila.
Berikut ini daftar kasus penculikan yang dilakukan oleh Abu Sayyaf.
Penculikan Jeffrey Schilling
Jeffrey Schilling, seorang warga negara Amerika, yang juga seorang mualaf disandera Abu Sayyaf selama 8 bulan setelah ditangkap saat berkunjung ke kamp mereka bersama sang istri, Ivy Osani. Abu Sayyaf meminta tebusan 10 juta Dolar, namun Schilling berhasil kabur dan diselamatkan oleh Korps Marinir Filipina pada 12 April 2001.
Schilling mengaku awalnya diundang oleh sepupu jauh sang istri, yang merupakan salah satu anggota Abu Sayyaf.
Penculikan pasangan misionaris Martin dan Gracia Burnham
Martin dan Gracia Burnham, pasangan misionaris asal warga Amerika, Guillermo Sobero, turis Peru-Amerika diculik pada 27 Mei 2001 bersama sekitar 20 orang dari Dos Palmos, sebuah resor wisata mahal di Pulau Palawan, Filipina. Sobero tewas dipenggal setelah permintaan tebusan sebesar 1 juta Dolar tak mereka peroleh.
Gracia Burnham berhasil dibebaskan, namun sang suami, Martin gagal diselamatkan dan tewas dalam upaya penyerbuan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah terhadap Abu Sayyaf.
Penculikan anggota Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
Pada 15 Januari 2009, kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin Albader Parad menculik tiga delegasi ICRC di Patikul, Provinsi Sulu, Filipina. Ketiganya berhasil diselamatkan, dan Parad tewas dalam operasi penyerbuan yang dilakukan pasukan marinir Filipina pada 21 Februari 2010.
Penculikan Warren Rodwell
Warren Rodwell, mantan anggota militer Australia dan dosen universitas diculik di rumahnya di Ipil, Pulau Mindanao, 5 Desember 2011 oleh Abu Sayyaf. Saat diculik, tangan kanan Rodwell tertembak sehingga harus diamputasi.
Awalnya, Abu Sayyaf meminta tebusan 2 juta Dolar AS untuk ditukarkan dengan kebebasan Rodwell. Namun, lewat negosiasi panjang, akhirnya Rodwell dibebaskan dengan tebusan hanya 94.000 Dolar Australia saja, 472 hari setelah diculik.
Penculikan Sipadan
Di Malaysia, Abu Sayyaf juga berulah. Pada 3 Mei 2000, mereka menduduki sebuah resor penyelaman di Pulau Sipadan, Malaysia dan menyandera 21 orang, termasuk 10 turis dan 11 karyawan. Seluruh sandera dibawa ke markas Abu Sayyaf di Jolo, Filipina.
Abu Sayyaf mengajukan beragam tuntutan, termasuk pembebasan bagi dalang teror World Trade Center tahun 1993, Ramzi Yousef dan uang tebusan sebesar 2,4 juta Dolar AS. Pada bulan Juli, seorang pendeta Filipina dan 12 kru televisi menawarkan diri sebagai mediator, namun malah turut disandera.
Sebagian besar sandera justru dibebaskan atas bantuan mediasi dari pemimpin Libya, Moammar Khaddafi pada bulan Agustus dan September 2000 dengan tawaran bantuan sebesar 25 juta Dolar.
Penculikan Pom Pom
Pada 15 November 2013, Abu Sayyaf menyerbu sebuah resor di Pulau Pom Pom, Semporna, Sabah. Dalam penyerbuan itu, Abu Sayyaf menculik seorang warga negara Taiwan, Chang An-wei, sedangkan suaminya tewas terbunuh. Chang dilarikan ke Kepulauan Sulu.
Gene Yu, seorang mantan kapten pasukan khusus AS jadi mediator pembebasan Chang An-wei, dibantu pasukan khusus Filipina dan kontraktor keamanan swasta. Chang akhirnya bebas pada tanggal 21 Desember 2013.
Penculikan Singamata, Pulau Baik, dan Kampung Air Sapang
Tanggal 2 April 2014, sekelompok militan Abu Sayyaf menculik turis China dan pekerja Filipina dari sebuah resor di Semporna, Sabah. Keduanya berhasil dibebaskan berkat kerjasama antara pasukan militer Malaysia dan Filipina.
Tanggal 6 Mei 2014, lima anggota Abu Sayyaf menyerbu peternakan ikan di Pulau Baik, Sabah dan menculik bos peternakan. Sandera berhasil dibebaskan pada bulan Juli dengan bantuan negosiator asal Malaysia.
Tanggal 16 Juni 2014, dua anggota Abu Sayyaf menculik bos tambak ikan dan satu warga Filipina di Kampung Air Sapang, Kunak, Sabah. Salah satunya, si warga Filipina, berhasil kabur. Namun sang bos tambak dibawa ke Jolo sampai akhirnya dibebaskan pada 10 Desember 2014.
Penculikan Restoran Seafood
Pada 15 Mei 2015, empat anggota Abu Sayyaf menculik dua orang dari sebuah resor di Sandakan, Sabah. Keduanya dibawa ke Parang, Sulu. Salah satunya dibebaskan pada 9 November 2015, namun seorang lainnya, Bernard Then, dipenggal karena uang tebusan tak kunjung mereka terima.
Apa Itu Abu Sayyaf dan Bagaimana Sepak Terjangnya?
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 30 Maret 2016 | 07:00 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI