Tiga ABK yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf Warga Sulsel

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2016 | 23:01 WIB
Tiga ABK yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf Warga Sulsel
Ilustrasi kapal tug boat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 10 Warga Negara Indonesia (WNI) merupakan awak kapal Motor Brahma 12 diketahui telah disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina, tiga diantaranya warga asal Sulawesi Selatan.

Berdasarkan data diperoleh, Selasa, tiga warga tersebut yakni Surianto (25) asal Kabupaten Wajo, Wawan Saputra (22) asal Kota Palopo dan Rinaldi (24) asal Kota Makassar.

Sementara tujuh lainnya yakni Peter Tosen Barahama (25) asal Batam, Julian Philip (53) asal Mihahasa, Mahmud (30) asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Alvian Elvis (31), asal Suriah Syah (34) asal Kendari, Sulawesi Tengah, Bayu Oktanianto (22) asal Klaten dan Wendi Raknadian (29) asal Padang, Sumatera Barat.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat mengetahui adanya pembajakan kapal tersebut dan disandera oleh teroris kelompok Abu Sayyaf menyatakan prihatin atas kejadian itu dan memerintahkan aparatnya untuk mencari alamat rumah salah satu korban dari Makassar.

"Saya turut prihatin atas pembajakan serta penyaderaan oleh teroris apalagi ada warga Makassar yang ikut disandera," kata pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini.

Selain itu pihaknya terus menelusuri alamat warga Makassar berdasarkan data manifest diterima berdomisili di jalan Tinumbu lorong 132 2/12 RT 003/006 Kelurahan Bunga Ejayya, Kecamatan Bontoala, Makassar.

"Tim terus mencari lokasi tempat tinggalnya termasuk keluarganya untuk dilakukan pendampingan, tapi sampai saat ini laporan pastinya belum masuk ke kami. Kami berharap keluarga korban tetap sabar dan memberikan kepercayaan kepada pemerintah untuk menyelesaikan ini" sebut dia.

Lurah Bunga Ejayya, Awaluddin saat dikonfirmasi mengatakan timnya sudah menelusuri alamat yang dimaksud namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda alamat tetap korban.

"Ketua RT sudah ditemui dan tidak mengetahui ada namanya Rinaldi pernah tinggal di sana. Kemungkinan besar pernah kos di sekitar jalan tersebut," katanya.

Ketua RT 003 bermana Saparuddin mengungkapkan telah melakukan kroscek alamat yang dimaksud tetapi tidak ada dalam daftar, bahkan warga sekitar tidak mengenal korban dan keluarganya.

"Kalau lorong 132 memang ada, tetapi nama Renaldi tidak ada yang mengetahui bahkan orang lama pun tidak mengenal dia dan keluarganya, bisa jadi pernah tinggal di sini tetapi mengontrak," ujarnya.

Sebelumnya, informasi tentang pembajakan kapal TB KM Brahma 12 dengan call sign YDB-4731 yang mengangkut batubara dibajak teroris kelompok Abu Sayyaf di sekitar Pulau Languyan, Provinsi Tawi-tawi, Filipina.

Kapal jenis Tug Boat tersebut bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada 15 Maret 2016 dengan 10 awak. Kapal kemudian dilaporkan dibajak pada Sabtu (26/3) saat nahkoda kapal Peter Tonsen Barahama merupakan taruna ini menghubungi atasannya di PT Patria Maritime, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Peter melaporkan bahwa mereka diculik oleh orang bersenjata dengan meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp14,2 miliar.

Setelah penculikan, kapal Brahma 12 kemudian ditinggalkan di tengah laut hingga ditemukan aparat kepolisian Filipina pada Senin (28/3) sore waktu setempat, dalam keadaan tidak berawak. Saat ini pihak berwenang sedang menangani kasus ini dengan perundingan.

Selain kapal Brahma 12, telah dilepas, namun satu kapal lagi masih dikuasai pihak teroris yakni kapal tongkang Anand 12 kemungkinan dijadikan sebagai barang sandera. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI