Ongen: Saya Tahu Kenapa Tak Suka Ahok, karena Cina dan Kristen

Senin, 28 Maret 2016 | 14:17 WIB
Ongen: Saya Tahu Kenapa Tak Suka Ahok, karena Cina dan Kristen
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri deklarasi dukungan Partai Hanura pada Pilkada 2017, di Jakarta, Sabtu (26/3/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Internal Partai Hanura sekarang sedang bergejolak, terutama sejak partai yang dipimpin Wiranto mendeklarasikan menjadi pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Heru Budi Hartono di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Keputusan partai ditentang sebagian kader. Bahkan, Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan, Rachmat HS, dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Legislatif dan Eksekutif, Bustami Rahawarin, ingin mundur dari keanggotaan partai.

Wiranto tidak mempermasalahkan kadernya memilih mundur ketimbang mendukung Ahok yang maju lewat jalur non partai politik.

"Nggak masalah, kalau Pak Wiranto dengan saya sama sikapnya nggak masalah," ujar Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Mohamad Sangaji (Ongen), Senin (28/3/2016).

Menurut Ongen kedua kader Hanura mundur bukan cuma karena tidak menyukai Ahok, tetapi mereka juga tidak ingin Jakarta dipimpin gubernur non muslim.

"Saya sudah tahu kenapa dia nggak suka dengan Ahok-lah. (Alasannya) karena Ahok Cina, Tionghoa, dan Kristen gitu saja," kata Ongen.

Ibarat hilang satu tumbuh seribu. Ongen mengatakan saat ini sudah ada 30-40 kader yang mengajukan lamaran untuk mencalonkan pengurus DPD Partai Hanura DKI Jakarta.

"Mereka sudah menelepon saya, tapi baru Rabu atau Kamis ke kantor saya, untuk kemudian membawa CV ingin bergabung menjadi pengurus Hanura," kata dia.

Hanura deklarasi mendukung Ahok dipimpin oleh Ongen pada Sabtu (26/3/2016). Keputusan tersebut didasarkan pada hasil rapat pimpinan partai.

Sebagai simbol dukungan, ketika itu Ongen memasangkan rompi Partai Hanura kepada Ahok.

Partai Hanura yang memiliki memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta bergabung dengan Partai Nasional Demokrat yang memiliki 5 kursi di DPRD DKI Jakarta mendukung Ahok.

Dengan demikian, Ahok yang maju lewat jalur non partai politik, sekarang mendapatkan total dukungan 15 dari 106 kursi di DPRD DKI Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI