Suara.com - Saat ini ada 19 nama yang dijaring panitia konvensi calon gubernur muslim untuk disiapkan maju ke pilkada Jakarta tahun 2017. Salah satunya Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohamad Sanusi.
"Jadi kalau kita bicara ikrarnya itu demokratisasi. Mencari gubernur yang tidak korupsi, mencari gubernur yang berperilaku santun, gubernur yang memikirkan rakyat banyak," ujar Sanusi usai menghadiri acara yang diselenggarakan Majelis Taqarrub Ilallah - Temu Pembaca Suara Islam di Masjid Baiturrahman, Jalan Saharjo 100, Menteng Atas, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).
Menurut Sanusi munculnya penjaringan calon gubernur muslim bukan dimaksudkan untuk menyudutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan maju lewat jalur non partai politik bersama Heru Budi Hartono.
"Kalau ada penjaringan gubernur Kristen itu juga nggak papa. Sebetulnya ini bagian dari demokratisasi, ini bagian dari keberagaman, ada yang Islam ada yang kristen," kata Sanusi yang berhasrat ingin menjadi gubernur Jakarta.
Sanusi pernyataan sikap yang dibacakan oleh para tokoh yang masuk daftar penjaringan bakal calon gubernur muslim ini tidak bermuatan isu suku, agama, ras, dan antargolongan.
"Ikrar yang saya bacakan tidak ada yang menjurus ke SARA. Jadi tadi saya sudah bilang, Jakarta itu kota terakus di dunia, secara fungsi kota. Ibu Kota pemerintahan," kata adik Ketua DPD partai Gerindra DKI Mohamad Taufik.
Ada tujuh poin yang dibacakan para bakal calon dan harus dipatuhi. Ikrar ini dalam rangka mewujudkan Jakarta yang berkah, bersih, dan beradab, serta siap menerima persyaratan yang ditetapkan majelis tinggi.
Satu, siap membuat program kerja yang berpihak kepada kaum yang lemah, dan tertindas
Dua, bersedia menerima program-program yang ditawarkan oleh majelis tinggi
Tiga, berkomitmen menegakkan amar ma'ruf nahi munkar
Empat, menerapkan nilai-nilai Islam ke seluruh aspek kehidupan di Jakarta
Lima, bersedia menandatangani dan menjalankan kontrak politik dengan majelis tinggi bersama calon gubernur muslim
Enam, bersedia mendukung dan menjadi juru kampanye, terhadap siapapun yang berhasil ditentukan oleh majelis tinggi dan dewan pemilih sebagai bakal pasangan calon gubernur muslim DKI Jakarta
Tujuh, siap menciptakan pemerintahan yang bersih dan siap mundur bila dikemudian hari jadi tersangka korupsi.