Suara.com - Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan selama berminggu-minggu masih terus berlangsung. Kedua negara juga meningkatkan kesiapan militernya.
Pada hari Jumat, (25/3/2016) Pyongyang menegaskan bahwa militer Korea Utara telah dilatih untuk melakukan penyerangan terhadap Seoul atau Korea Selatan.
Selama ini, Korea Utara memang menjadi negara yang terisolasi aktivitas uji coba senjata nuklirnya. Korut juga sering mengumbar ancaman akan menyerang Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye memperingatkan bahwa rezim Pyongyang akan runtuh setelah dilakukan tes dan peluncuran roket nuklir awal tahun ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dikutip oleh sejumlah media, Jumat (25/3/2016) mengatakan bahwa latihan militer Korut saat ini merupakan yang terbesar dalam sejarah. Meliputi pelatihan artileri jarak jauh, dengan serangan simulasi menargetkan kantor Presiden dan Pemerintah Korea Selatan.
Kim memerintahkan militernya untuk waspada tinggi "sehingga dapat tanpa ampun bisa menghancurkan rezim di Seoul.
Ketegangan di semenanjung Korea memamng memuncak sejak Korut melakukan uji coba nuklir pada bulan Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada bulan Februari. Manuver ini membuat Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru awal bulan ini. Pihak AS dan Korsel lantas melakukan latihan militer gabungan.(Reuters)