Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku prihatin dengan sikap mental dari siswa-siswa di DKI Jakarta. Menurut Djarot, sikap mental tersebut merupakan bentuk dari pengajaran guru-guru yang diberikan kepada muridnya.
Salah satu kasus yang baru-baru terjadi yakni seorang guru bahasa inggris yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswanya di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Manggarai, Jakarta Selatan.
"Kami prihatin dengan sikap mental dari siswa-siswa kita karena guru-guru kita membangun karakternya itu," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Tidak hanya itu, kata Djarot, harus adanya peningkatan kualitas guru-guru ketika mengajar serta peningkatan karakter pelajar.
Lebih lanjut dirinya telah berkomunikasi dengan Pengamat Pendidikan Yudi Latif, untuk berencana membentuk penguatan karakter di lingkungan pendidikan, yang ditujukan untuk murid dan guru-guru di sekolah.
"Guru-gurunya karakter Pancasila donk. Kita melakukan revolusi mental, sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Artinya kuat, paham betul tentang pancasila. Aplikasinya keteladannya di Jakarta," ucapnya.
"Kemarin sebagai contoh ketika saya menjadi Irup (Inspektur Upacara) di (SMA) 70, kita bisa lihat tatapan mata siswa-siswanya nggak ada kurang semangat, ini yang akan kita perlu tekankan," kata Djarot.
Dirinya menambahkan, perlunya penekanan karakter para guru, agar tidak ada lagi kejadian pelecehan seksual terhadap siswa-siswa di Jakarta. Selain itu juga penekanan terhadap integritas masing-masing guru, untuk tidak melakukan budaya korupsi
"Makanya ada beberapa hal yang perlu saya tekankan karakter gurunya, supaya tidak melakukan suatu pelecehan seksual dan integritasnya kuat tidak korupsi dan dia bisa mengajar dengan hati, itu paling penting," ungkapnya.