Suara.com - Protes atau unjuk rasa terhadap keberadaan dan aktivitas transportasi berbasis aplikasi (online) sebenarnya bukan hal yang sama sekali baru. Di dunia, aksi penentangan dan ketidaksukaan atas layanan taksi atau kendaraan sewa berbasis online Uber misalnya, bahkan sudah berlangsung setidaknya sejak 2-3 tahun lalu, tak lama sejak usaha itu resmi meluncur dan berkembang.
Aksi-aksi protes yang sejauh ini terjadi di sejumlah kota di berbagai belahan dunia, bahkan juga melibatkan tindak kekerasan dan anarkisme. Salah satu contoh misalnya adalah aksi protes para pengemudi taksi di Prancis, pada Juni 2015 lalu.
Sebagaimana antara lain dilansir laman News.com.au, setidaknya ribuan pengemudi taksi di beberapa kota di Prancis terlibat dalam aksi hampir setahun lalu itu. Tidak saja memblokir sejumlah besar jalan-jalan utama, mereka juga membakar ban dan sejumlah mobil, merusak, melakukan penganiayaan, hingga bentrok dengan aparat keamanan.
Voiture cassée retournée "#taxis en colère" scande la foule pic.twitter.com/E2Cv6HL2RA
— Jéromine S. Gammaire (@JSGammaire) June 25, 2015
Dalam salah satu kejadian, seorang sopir yang mengaku tak ada kaitannya dengan Uber atau transportasi berbasis aplikasi apa pun, tetap diseret keluar mobilnya oleh pendemo, ketika mobilnya saat itu berjumpa blokade jalan di sebelah barat Paris. Para sopir taksi pendemo yang marah lantas merobek ban mobilnya, memecahkan kaca, lalu membakar mobil itu bersama satu mobil van lainnya.
Masih pada momen yang sama, sementara itu di Strasbourg saat itu, sejumlah sopir taksi dilaporkan berpura-pura menjadi penumpang yang memesan layanan Uber. Mereka melakukan itu untuk menjebak para sopir Uber, sebelum kemudian membawanya ke gudang atau tempat sepi untuk dianiaya.
Salah satu pesohor dunia, rocker perempuan asal Amerika Serikat, Courtney Love, bahkan mengaku menjadi salah satu saksi korban dalam peristiwa saat itu. Ketika itu, mobil yang ditumpangi Love dalam perjalanan dari bandara di Paris, diserang sekelompok orang, di mana sang sopir ditahan kawanan itu sementara mobilnya dirusak. Janda Kurt Cobain itu pun sempat menyiarkan kejadian tersebut via Twitter.
Dude @kanyewest we may turn back to the airport and hide out with u.picketers just attacked our car #ParisUberStrike pic.twitter.com/MtanurybOO
— Courtney Love Cobain (@Courtney) June 25, 2015
Polisi anti-huru hara Paris akhirnya harus melakukan tindakan keras guna membubarkan demo dan kerusuhan saat itu. Di Paris saja, polisi mencatat saat setidaknya 10 orang ditahan, sementara 7 petugas polisi terluka, dan sekitar 70 kendaraan rusak dalam unjuk rasa berujung bentrok antara sopir taksi konvensional vs Uber itu.
Paris dan kota lain di Prancis hanyalah salah satu contoh di mana terjadi protes hebat terhadap keberadaan transportasi berbasis online (dalam hal ini Uber) yanng dilakukan oleh para pengemudi taksi konvensional. Ada banyak kota dan tempat lainnya di dunia yang sebelumnya dan hingga sekarang juga mengalami hal serupa.
Berikut beberapa catatan di antaranya (di luar protes-protes kecil dan permasalahan legal):
-11 Juni 2014: Secara hampir serentak, armada taksi (konvensional) memblokir jalan-jalan utama di hampir semua kota-kota besar Eropa, termasuk di antaranya Madrid, Barcelona, Berlin, Roma, Milan, London, Warsawa, hingga Zagreb (Kroasia) dan lain-lain. Protes mereka terutama lantaran Uber dan jasa transportasi sejenis dinilai "mengancam kelangsungan hidup" mereka, serta bahwa Uber dan sejenisnya tak mengikuti aturan dan harga yang sama dengan transportasi konvensional.
-25 Juni 2015: Demo besar-besaran armada taksi di Prancis. Transportasi sewa di Paris lumpuh.
-24 Juli 2015: Sekitar seribu pengemudi taksi di Rio de Janeiro, Brasil, memblokir lalu lintas pada jam-jam sibuk di pagi hari, dalam rangka memprotes ekspansi Uber ke kota itu.
-21 Agustus 2015: Bertepatan dengan mulai beroperasinya Uber di Kosta Rika, pihak pemerintah sempat mengimbau taksi (konvensional) untuk melacak keberadaan Uber. Ini dimanfaatkan oleh para sopir taksi untuk menjebak sopir-sopir Uber, bahkan berujung pada pengrusakan salah satu armada Uber.
-14 Maret 2016: Sejumlah besar pengemudi taksi melakukan unjuk rasa, salah satunya dengan memblokir jalan utama di Bogota, Kolombia, sebagai bentuk protes terhadap keberadaan dan aktivitas Uber.
-18 Maret 2016: Kembali terjadi aksi protes dan blokade jalan oleh para sopir taksi di San Jose, Kosta Rika, yang terutama berkaitan dengan keterlibatan Uber dalam sebuah acara pameran lowongan kerja di kota itu. [News/Reuters/Telegraph/AFP]