Pendapatan Angkot KWK Turun 50 Persen karena Ada Taksi Online

Selasa, 22 Maret 2016 | 11:57 WIB
Pendapatan Angkot KWK Turun 50 Persen karena Ada Taksi Online
Demonstrasi sopir angkutan kota KWK memprotes transportasi online di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (suara.com/Ummi Hidayah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selasa (22/3/2016) ini sopir taksi dan angkutan umum menggelar aksi unjuk rasa terkait inovasi transportasi online. Transportasi online itu disebut menurunkan pendapatan mereka.

Ketua Umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Laode Djeni Hasmar mengatakan transportasi ilegal seperti Uber dan grab car, membuat penghasilan para supir menurun.

"Biasanya mereka (supir KWK) menyetor Rp 150.000 perhari, sejak ada transportasi online jadi sekitar Rp 75.000 perhari, penghasilan mereka buat keluarganya jadi menurun," ujar Laode di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (22/2/2016).

Meski demikian pihaknya menggelar aksi unjuk rasa salah satunya menuntut penutupan transportasi online. Menurutnya semakin maraknya transportasi berbasis online ilegal yang beroperasi di Jakarta yang operasinya harus ditutup.

"Banyaknya ilegal transportasi yang beroperasi (Grab Car dan Uber Taxi). Sementara kita ini yang membayar kontribusi kewajiban daerah," ucapnya.

Untuk diketahui, tuntutan para supir angkutan umum KWK diantarnya meminta dicabutnya surat edaran BPTSP, stop penangkapan dan pengandangan, berantas ilegal transportasi dan merevisi Peraturan Daerah No.5 tahun 2014. Para supir ini sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka.

Tidak hanya menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota, mereka juga menggelar aksi di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Gedung DPR.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI